Krisis Air Bersih di Perumahan Bekasi: Warga Geram Tagihan PDAM Terus Membengkak
Kekesalan memuncak di Perumahan Bumi Kahuripan Indah (BKI), Sukatani, Kabupaten Bekasi. Puluhan warga turun tangan menyuarakan protes terhadap pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi yang dinilai tidak becus. Aliran air yang kerap tersendat sejak Maret 2025, telah menyengsarakan ribuan kepala keluarga.
Aksi protes ini diwujudkan dengan membentangkan spanduk-spanduk berisi luapan kekecewaan. Warga merasa dipermainkan oleh PDAM yang seolah tak peduli dengan kesulitan mereka. Di tengah terik matahari, mereka rela antre demi setetes air bersih, sebuah pemandangan yang ironis di era modern ini.
Rio Harmonis, salah seorang warga yang menjadi juru bicara aksi ini, mengungkapkan bahwa masalah air bersih ini telah menjadi mimpi buruk selama tiga bulan terakhir. "Air kadang mengalir, tapi seringnya mati. Pernah sampai seminggu tidak ada air sama sekali. Ini sangat menyulitkan kami. Kami merasa dizalimi oleh PDAM," ujarnya dengan nada geram.
Dampak dari krisis air ini sangat luas. Sekitar 1.900 kepala keluarga di Perumahan BKI merasakan langsung akibatnya. Mereka terpaksa membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti memasak, minum, dan mandi. Pengeluaran membengkak, mencapai Rp 60.000 per hari hanya untuk membeli air.
Beberapa warga bahkan harus memberanikan diri meminta air dari tetangga yang memiliki sumur bor. Namun, hal ini tentu tidak nyaman dan tidak bisa menjadi solusi jangka panjang. "Kita juga tidak enak terus-terusan merepotkan tetangga," keluh Rio.
Ironisnya, di tengah krisis air ini, tagihan PDAM justru terus berjalan, bahkan cenderung meningkat drastis. Warga merasa diperlakukan tidak adil. Mereka harus membayar mahal untuk layanan yang tidak mereka terima. "Ada yang tagihannya Rp 200.000, Rp 300.000, bahkan ada yang sampai Rp 500.000 per bulan sejak puasa. Meteran terus berjalan, tagihan terus naik, padahal air tidak ada," jelas Rio.
Warga menuntut agar PDAM Tirta Bhagasasi segera bertindak dan memberikan solusi konkret. Mereka berharap agar pihak PDAM membangun penampungan air yang besar untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga BKI. Hal ini dinilai sebagai solusi jangka panjang yang dapat mengatasi masalah krisis air yang berkepanjangan.
Berikut adalah beberapa poin tuntutan warga:
- PDAM segera mengatasi masalah aliran air yang sering mati.
- PDAM memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami warga akibat krisis air.
- PDAM membangun penampungan air yang besar untuk memenuhi kebutuhan warga BKI.
- PDAM transparan dalam perhitungan tagihan air.
Warga berharap agar tuntutan mereka segera dipenuhi agar mereka dapat kembali menikmati air bersih dan hidup dengan tenang.