Intervensi Harga Cabai di NTB: Pemerintah Provinsi Bergerak Atasi Lonjakan Harga
Intervensi Harga Cabai di NTB: Pemerintah Provinsi Bergerak Atasi Lonjakan Harga
Harga cabai merah di Nusa Tenggara Barat (NTB) melonjak drastis hingga mencapai Rp 210.000 per kilogram, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kondisi ini memaksa Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk mengambil langkah cepat guna meredam gejolak harga dan memastikan ketersediaan pasokan selama bulan Ramadan. Sebagai respon atas lonjakan harga yang signifikan ini, Dinas Perdagangan NTB telah mengambil inisiatif dengan mendatangkan 5 ton cabai merah dari Jawa. Cabai tersebut kemudian didistribusikan kepada pedagang dengan alokasi 14 kilogram per pedagang untuk menstabilkan pasokan di pasar.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, mengungkapkan bahwa langkah ini diambil mengingat beberapa daerah di Indonesia juga mengalami kekurangan stok cabai. Kondisi tersebut menyebabkan persaingan ketat dalam pengadaan cabai antar daerah. Meskipun NTB merupakan daerah penghasil cabai, penurunan produksi akibat cuaca buruk memaksa pemerintah untuk melakukan impor sementara. Ibu Nelly menekankan pentingnya efisiensi penggunaan cabai, khususnya selama bulan Ramadan, seraya menambahkan bahwa peningkatan luas lahan tanam cabai di Pulau Lombok belum mampu mengimbangi penurunan produksi akibat gagal panen. Beliau juga menyarankan perlunya adopsi teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan terhadap perubahan iklim. Sebagai upaya lanjutan, Pemprov NTB bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) menggelar operasi pasar di 11 titik di Kota Mataram, dengan pembatasan pembelian maksimal 250 gram per orang dan pembayaran melalui QRIS untuk mencegah penimbunan.
Upaya Pemerintah Provinsi NTB:
- Impor Cabai: Pengadaan 5 ton cabai merah dari Jawa untuk stabilisasi harga dan pasokan.
- Operasi Pasar: Kerjasama dengan Bank Indonesia dalam operasi pasar di 11 titik di Kota Mataram dengan sistem pembelian terbatas dan pembayaran digital.
- Koordinasi Antar Daerah: Mengakui persaingan ketat dalam pengadaan cabai antar daerah yang juga mengalami kekurangan stok.
- Anjuran Hemat Konsumsi: Imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi konsumsi cabai selama Ramadan.
- Pengembangan Teknologi Pertanian: Dorongan adopsi teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan terhadap cuaca buruk.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, telah melaporkan situasi ini kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan menekankan komitmen pemerintah untuk melakukan intervensi harga. Beliau menegaskan bahwa Pemprov NTB akan melakukan pengecekan pada distributor untuk memastikan kelancaran distribusi dan mengatasi potensi permasalahan di jalur distribusi. Gubernur Iqbal juga menyampaikan bahwa lonjakan harga cabai merupakan fenomena nasional yang dipengaruhi oleh anomali cuaca sejak Februari 2025. Beliau menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengurangi konsumsi cabai, terutama selama bulan Ramadan, sambil memastikan pemerintah akan terus berupaya untuk menstabilkan harga dan memastikan petani mendapatkan harga yang layak. Pemerintah berkomitmen untuk memantau situasi ini secara ketat dan mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
Situasi ini menyoroti pentingnya ketahanan pangan dan perlunya strategi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas pertanian di NTB, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.