Kunjungan Gubernur Maluku Utara ke Subang Picu Perbincangan Warganet, Dedi Mulyadi Beri Tanggapan
Pertemuan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, di kediaman Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Subang, baru-baru ini menjadi sorotan publik. Kunjungan yang berlangsung pada hari Minggu (8/6/2025) tersebut, selain membahas potensi kerjasama antar daerah, juga memicu reaksi beragam dari warganet.
Suasana pertemuan yang hangat dan akrab, terekam dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel. Sherly Tjoanda, yang didampingi putrinya, disambut langsung oleh Dedi Mulyadi di kediamannya yang asri. Pujian pun terlontar dari Sherly saat mengagumi keindahan lingkungan rumah Dedi. Pembicaraan yang terjadi mengalir santai, mencakup berbagai topik mulai dari jarak penerbangan antara Maluku Utara dan Jakarta, pengalaman masing-masing sebagai kepala daerah, hingga perbincangan ringan mengenai keluarga.
Namun, keakraban yang terjalin antara kedua pemimpin daerah ini justru memicu spekulasi di kalangan warganet. Banyak yang menjodoh-jodohkan Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda, mengingat keduanya sama-sama berstatus duda dan janda. Komentar-komentar bernada harapan agar keduanya berjodoh membanjiri kolom komentar di media sosial. Bahkan, dalam video tersebut, Dedi Mulyadi sempat menanyakan kepada putri bungsunya, Ni Hyang Sukma, mengenai kemungkinan dirinya menikah lagi. Jawaban Ni Hyang yang tegas, "Tidak," disambut gelak tawa oleh Dedi dan Sherly.
Menanggapi ramainya perjodohan yang dilakukan warganet, Dedi Mulyadi memberikan tanggapan singkat. Melalui pesan singkat, ia menyatakan bahwa pertemuan tersebut murni bersifat pekerjaan dan tidak ada kaitannya dengan perjodohan. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada warganet untuk berpendapat.
Terlepas dari ramainya perbincangan mengenai perjodohan, pertemuan antara kedua gubernur ini juga membahas hal-hal yang lebih serius, terutama terkait potensi kerjasama di sektor pertanian. Dedi Mulyadi mengungkapkan bahwa Maluku Utara memiliki potensi lahan pertanian yang luas, namun kekurangan tenaga kerja. Oleh karena itu, ia berencana untuk menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan Maluku Utara terkait kerjasama di bidang pertanian.
Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi solusi yang saling menguntungkan bagi kedua provinsi. Petani dari Jawa Barat memiliki peluang untuk bertani di Maluku Utara, sehingga dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian di Maluku Utara sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru bagi petani Jawa Barat. Detail teknis mengenai kerjasama ini akan dibahas lebih lanjut dalam waktu dekat.
Pertemuan antara Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Maluku Utara ini diharapkan menjadi awal yang baik bagi terjalinnya kerjasama yang lebih erat antara kedua provinsi, terutama di sektor pertanian. Meski diwarnai dengan candaan dan perjodohan dari warganet, fokus utama tetap pada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua daerah.