Kementerian Pertanian Gagas Hilirisasi 14 Komoditas Unggulan, Proyeksi Serap Jutaan Tenaga Kerja

Kementerian Pertanian Dorong Hilirisasi 14 Komoditas Pertanian, Targetkan Penyerapan 8 Juta Tenaga Kerja

Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mempersiapkan rencana strategis untuk hilirisasi 14 komoditas pertanian unggulan. Program ambisius ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja secara signifikan, dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja mencapai 8,6 juta orang.

Idha Widi Arsanti, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, menjelaskan bahwa fokus utama hilirisasi adalah pada produk-produk yang telah diproduksi secara massal di Indonesia.

"Menteri Pertanian memberikan arahan untuk memprioritaskan hilirisasi produk pertanian yang sudah ada. Strategi ini dinilai lebih efisien dan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, dibandingkan dengan mengembangkan produk yang sepenuhnya baru," ujar Idha dalam sebuah diskusi di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat.

Dalam paparannya, Idha menjelaskan bahwa hilirisasi 14 komoditas pertanian ini diperkirakan akan menyerap 8.608.195 tenaga kerja dengan total lahan yang berpotensi digarap mencapai 5.500.000 hektare.

"Dengan penyerapan tenaga kerja yang mencapai lebih dari 8 juta orang, program ini diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian negara," imbuhnya.

Rincian Rencana Hilirisasi 14 Komoditas Pertanian:

Berikut adalah rincian rencana hilirisasi untuk 14 komoditas pertanian yang menjadi fokus Kementan:

  • Ayam: Pengembangan 5 cluster pengolahan ayam dengan produk olahan seperti nugget, sosis, tepung telur, dan pakan ternak. Orientasi ekspor dengan penyerapan 39.108 tenaga kerja.
  • Kelapa Dalam: Pengembangan pada lahan 500 ribu hektare di seluruh Indonesia dengan produk olahan santan dan produk sampingan. Orientasi ekspor dengan penyerapan 1.156.246 tenaga kerja.
  • Kakao: Pengembangan pada lahan 500 hektare di seluruh Indonesia dengan produk olahan bubuk cokelat dan butter. Orientasi ekspor dengan penyerapan 950.007 tenaga kerja.
  • Mete: Pengembangan pada lahan 100 ribu hektare di seluruh Indonesia dengan produk olahan kacang mete. Orientasi ekspor dengan penyerapan 424.823 tenaga kerja.
  • Kopi: Pengembangan pada lahan 200 ribu hektare dengan produk olahan biji kopi arabika hijau. Orientasi ekspor dengan penyerapan 553.346 tenaga kerja.
  • Tebu: Pengembangan pada lahan 500 ribu hektare dengan produk olahan gula. Substitusi impor dengan penyerapan 726.748 tenaga kerja.
  • Kelapa Sawit: Pengembangan pada lahan 2 juta hektare dengan produk olahan utama bahan bakar biodiesel. Substitusi impor BBM dengan penyerapan 1.947.339 tenaga kerja.
  • Lada: Pengembangan pada lahan 100 ribu hektare dengan produk olahan biji lada dan lada bubuk. Orientasi ekspor dengan penyerapan 211.897 tenaga kerja.
  • Ubi Kayu: Pengembangan pada lahan 300 ribu hektare dengan produk olahan utama pati ubi dan bioethanol. Substitusi impor dengan penyerapan 316.100 tenaga kerja.
  • Bawang Putih: Pengembangan pada lahan 100 ribu hektare untuk konsumsi dalam negeri yang selama ini bergantung pada impor. Penyerapan 125.172 tenaga kerja.
  • Pengembangan Cold Chain: Pengembangan sistem penyimpanan dan transportasi komoditas pangan. Penyerapan 550 tenaga kerja.
  • Kapas: Pengembangan pada lahan 900 ribu hektare dengan produk olahan kapas dan minyak biji kapas. Substitusi impor dengan penyerapan 1.531.899 tenaga kerja.
  • Kacang Tanah: Pengembangan pada lahan 200 ribu hektare dengan produk olahan kacang tanah curah. Substitusi impor dengan penyerapan 348.660 tenaga kerja.
  • Kacang Hijau: Pengembangan pada lahan 100 ribu hektare dengan produk olahan kacang hijau curah. Substitusi impor dengan penyerapan 286.300 tenaga kerja.