Rupiah Terkoreksi Tipis di Tengah Penguatan Dolar AS Regional

Rupiah Terkoreksi Tipis di Tengah Penguatan Dolar AS Regional

Jakarta - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami sedikit koreksi pada perdagangan hari Senin (9/6/2025), meskipun sebagian besar mata uang Asia lainnya menunjukkan penguatan.

Menurut data pasar spot, Rupiah ditutup pada level Rp 16.291 per Dolar AS. Angka ini mencerminkan penurunan tipis sebesar 0,04 persen dibandingkan dengan posisi penutupan di akhir pekan sebelumnya, yaitu Rp 16.285 per Dolar AS.

Pergerakan Rupiah ini terjadi di tengah dinamika pasar valuta asing Asia yang beragam. Beberapa mata uang regional mengalami tekanan terhadap Dolar AS, sementara yang lain berhasil mencatatkan penguatan. Ringgit Malaysia memimpin pelemahan dengan penurunan sebesar 0,18 persen. Diikuti oleh Peso Filipina yang melemah 0,15 persen, Dolar Taiwan turun 0,05 persen, dan Dolar Hong Kong terkoreksi 0,01 persen terhadap Dolar AS.

Namun, tidak semua mata uang Asia bernasib sama. Won Korea Selatan menjadi yang terdepan dalam penguatan, melonjak 0,56 persen. Yen Jepang juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan 0,48 persen. Dolar Singapura menguat 0,35 persen, Baht Thailand naik 0,27 persen, Yuan China menguat 0,12 persen, dan Rupee India mencatatkan kenaikan sebesar 0,06 persen.

Secara global, indeks Dolar, yang mengukur nilai tukar Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, berada di level 98,93. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu yang berada di 99,19.

Analisis Pasar

Pergerakan nilai tukar Rupiah pada hari ini mencerminkan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi pasar valuta asing. Meskipun Rupiah mengalami sedikit pelemahan, ketahanannya di tengah penguatan Dolar AS secara regional menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang relatif stabil. Sentimen pasar global, kebijakan moneter, dan kondisi ekonomi domestik terus menjadi faktor kunci yang memengaruhi pergerakan nilai tukar di masa mendatang.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Beberapa faktor utama yang memengaruhi nilai tukar mata uang termasuk:

  • Suku bunga: Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menarik investasi asing, meningkatkan permintaan mata uang domestik dan menguatkannya.
  • Inflasi: Tingkat inflasi yang lebih tinggi dapat menurunkan nilai mata uang karena mengurangi daya beli.
  • Pertumbuhan ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat meningkatkan kepercayaan investor dan permintaan mata uang.
  • Stabilitas politik: Stabilitas politik dan kebijakan pemerintah yang kredibel dapat meningkatkan kepercayaan investor dan menarik investasi asing.
  • Neraca perdagangan: Surplus neraca perdagangan (ekspor lebih besar dari impor) dapat meningkatkan permintaan mata uang domestik.

Pergerakan nilai tukar Rupiah akan terus dipantau secara seksama oleh pelaku pasar dan pembuat kebijakan untuk memastikan stabilitas ekonomi dan daya saing Indonesia di pasar global.