Mandeknya Proyek Jalan Khusus Batu Bara Jambi: Ketua DPRD Serukan Evaluasi Komprehensif

Proyek Jalan Khusus Batu Bara Jambi Terhambat, DPRD Desak Evaluasi

Pembangunan jalan khusus batu bara di Provinsi Jambi hingga kini belum menunjukkan progres yang signifikan. Ketua DPRD Provinsi Jambi, M. Hafiz Fattah, menyampaikan keprihatinannya atas lambatnya realisasi proyek ini, meskipun telah terjadi pergantian kepemimpinan gubernur sebanyak empat kali.

Menurut Hafiz, keterlambatan pembangunan jalan khusus batu bara menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi masyarakat. Kemacetan parah di jalan nasional menjadi masalah sehari-hari, mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial. Selain itu, pengalihan jalur angkutan batu bara melalui sungai juga memicu insiden kecelakaan yang merugikan.

"Pemerintah daerah perlu membentuk tim khusus untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang menyebabkan progres pembangunan jalan khusus batu bara berjalan sangat lambat," ujar Hafiz. Ia menekankan bahwa pembangunan jalan khusus batu bara merupakan solusi krusial untuk mengatasi kemacetan di jalan umum dan memastikan kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat.

Dari tiga perusahaan yang ditugaskan untuk membangun jalan khusus batu bara, hanya satu perusahaan yang menunjukkan perkembangan berarti. PT Inti Graha telah menyelesaikan pembangunan jalan khusus dan direncanakan akan beroperasi dalam waktu dekat. Sementara itu, dua perusahaan lainnya menunjukkan progres yang jauh tertinggal, dengan capaian di bawah 15 persen.

"Kinerja kedua perusahaan tersebut perlu dievaluasi secara mendalam karena dinilai kurang optimal dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Jangan sampai perusahaan bekerja setengah hati dalam membangun jalan khusus batu bara, mengingat waktu terus berjalan dan kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah kemacetan dan dampak negatif lainnya," tegas Hafiz.

Hafiz juga menyoroti dampak peningkatan volume kendaraan angkutan batu bara terhadap perekonomian masyarakat. Kemacetan dan kerusakan infrastruktur akibat lalu lintas truk batu bara telah menimbulkan kerugian ekonomi dan mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.

Apabila kendala utama terletak pada proses pembebasan lahan, Hafiz menyarankan agar pemerintah daerah segera mencari mitra perusahaan baru yang memiliki kemampuan finansial yang lebih baik. Ia menekankan pentingnya tindakan tegas dari pemerintah daerah untuk mempercepat realisasi proyek jalan khusus batu bara.

Proyek jalan khusus batu bara ini sebenarnya telah digagas sejak tahun 2012 pada masa pemerintahan Gubernur Hasan Basri Agus. Namun, hingga saat ini, janji serupa masih terus dilontarkan oleh gubernur-gubernur berikutnya, termasuk Zumi Zola, Fachrori Umar, dan Al Haris. Ironisnya, realisasi proyek ini masih jauh dari harapan.

Angkutan batu bara telah berulang kali menyebabkan kemacetan total di jalan nasional, bahkan telah menyebabkan korban jiwa. Data dari Perkumpulan Hijau mencatat bahwa lebih dari 100 orang meninggal dunia akibat kecelakaan yang melibatkan truk batu bara. Selain itu, dalam tiga tahun terakhir, tercatat lebih dari 10 insiden kecelakaan kapal tongkang pengangkut batu bara. Insiden-insiden tersebut menyebabkan kerusakan pada keramba ikan, jembatan Muarotembesi, Jembatan Aurduri I, Jembatan Gentala Arasy, Jembatan Aurduri II, serta fasilitas pelabuhan milik Pelindo Regional Jambi.

Daftar Kerugian Akibat Angkutan Batu Bara:

  • Kemacetan di Jalan Nasional
  • Kecelakaan Lalu Lintas
  • Kerusakan Infrastruktur
  • Kerusakan Lingkungan
  • Kerugian Ekonomi Masyarakat