Advena, Bayi Enam Bulan di Labuan Bajo Berjuang Melawan Kelainan Jantung: Keluarga Membutuhkan Uluran Tangan

Kisah pilu datang dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi perempuan berusia enam bulan bernama Advena Vionetta Lovisa Leden didiagnosis menderita kelainan jantung. Advena, yang berasal dari Kampung Lancang, Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, kini membutuhkan bantuan untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai.

Valensiana Novi, ibu Advena, menceritakan awal mula kecurigaannya terhadap kondisi sang buah hati. Bayi mungil itu kerap menunjukkan gejala yang membuatnya khawatir, seperti seringkali terkejut secara tiba-tiba, batuk yang tak kunjung sembuh, dan hidung yang terus-menerus mengeluarkan ingus. Kecemasan Novi mendorongnya untuk membawa Advena ke dokter anak guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

"Awalnya dia sering kaget sendiri, lalu batuk dan pileknya tidak sembuh-sembuh. Karena khawatir, kami bawa ke dokter anak untuk diperiksa," ungkap Novi dengan nada cemas.

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya indikasi masalah pada jantung Advena. Dokter mendapati detak jantung bayi tersebut tidak normal, sehingga menyarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih mendalam. Keluarga kemudian membawa Advena ke Puskesmas untuk mendapatkan surat rujukan.

Setelah mengantongi surat rujukan, Advena dibawa ke RS Siloam Labuan Bajo, di mana ia ditangani oleh dokter spesialis jantung. Hasil pemeriksaan di rumah sakit tersebut mengonfirmasi diagnosis yang membuat hati orang tua Advena hancur. Ditemukan adanya lubang pada sekat antara bilik kiri dan bilik kanan jantung Advena, sebuah kondisi yang seharusnya tertutup sempurna.

Sejak Maret 2024, Advena telah menjalani serangkaian kontrol rutin di rumah sakit. Pemeriksaan lanjutan dilakukan setiap bulan, yaitu pada bulan April, Mei, dan Juni. Rencananya, pemeriksaan terakhir akan dilakukan pada tanggal 8 Juli 2024. Setelah pemeriksaan terakhir ini, dokter akan mengeluarkan surat rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas dan peralatan medis yang lebih lengkap, mengingat RS Siloam Labuan Bajo belum memiliki peralatan yang memadai untuk menangani kasus Advena.

Dokter merekomendasikan agar Advena segera dibawa ke Bali atau Semarang, di mana terdapat fasilitas medis yang mampu melakukan tindakan penutupan lubang pada jantung. Namun, harapan untuk membawa Advena berobat ke Bali atau Semarang terbentur masalah biaya. Keluarga Advena, yang hanya mengandalkan penghasilan sebagai petani, merasa kesulitan untuk membiayai perjalanan, akomodasi, dan biaya hidup selama berada di luar kota.

"Kami hanyalah petani yang tidak punya penghasilan tetap. Memang anak kami sudah tercover BPJS, tetapi kami dan suami masih memikirkan uang akomodasi dan transportasi selama di Bali atau Semarang," tutur Novi dengan nada putus asa.

Meski Advena telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, namun hal itu tidak serta merta menghilangkan beban finansial yang menghimpit keluarga. Biaya transportasi, akomodasi, dan kebutuhan sehari-hari selama berada di Bali atau Semarang tetap menjadi momok yang menakutkan.

Dalam situasi yang serba sulit ini, Novi berharap ada uluran tangan dari para dermawan yang bersedia membantu meringankan beban mereka. Ia berharap agar Advena dapat segera mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan, sehingga dapat tumbuh sehat dan bahagia seperti anak-anak lainnya.

"Semoga ada orang-orang baik yang bantu supaya anak kami bisa ke Bali. Kami sudah bingung biayanya dari mana, apalagi selama di Bali atau Semarang. Kami butuh uluran tangan orang-orang baik," pungkas Novi dengan penuh harap.

Kisah Advena adalah potret perjuangan sebuah keluarga di tengah keterbatasan ekonomi. Uluran tangan dari kita semua dapat memberikan harapan baru bagi Advena untuk menjalani hidup yang lebih baik. Bantuan sekecil apapun akan sangat berarti bagi kesembuhan Advena.

Kondisi Advena ini memerlukan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Mari kita bersama-sama membantu Advena untuk mendapatkan perawatan medis yang ia butuhkan.

Mari ulurkan tangan untuk Advena!