Thailand dan Kamboja Sepakat Redakan Tensi di Perbatasan Melalui Penarikan Pasukan

Upaya De-eskalasi Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja

Setelah ketegangan yang meningkat di wilayah perbatasan yang disengketakan, Thailand dan Kamboja telah mencapai kesepakatan untuk menarik pasukan militer mereka. Langkah ini diambil menyusul insiden bentrokan yang merenggut nyawa seorang tentara Kamboja bulan lalu, menandai upaya signifikan untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut.

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah menjadi masalah yang berlangsung lama, dengan kekerasan sporadis yang terjadi sejak tahun 2008 dan telah menyebabkan puluhan korban jiwa. Titik api terbaru terjadi di wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, pertemuan perbatasan Kamboja, Thailand, dan Laos. Insiden ini memicu kekhawatiran baru dan mendorong kedua belah pihak untuk mencari solusi diplomatik.

Pertemuan Tingkat Tinggi dan Kesepakatan Bersama

Guna mengatasi situasi yang memanas, perwakilan dari Thailand dan Kamboja mengadakan pertemuan pada hari Minggu, 8 Juni, yang menghasilkan kesepakatan untuk menempatkan kembali pasukan mereka. Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan pemerintah Kamboja telah mencapai "kesimpulan positif". Dalam pernyataannya, PM Shinawatra menekankan pentingnya mengurangi suasana konfrontasi di wilayah perbatasan dan menegaskan bahwa pembahasan lebih lanjut akan dilakukan pada 14 Juni.

Kementerian Pertahanan Kamboja juga mengkonfirmasi adanya kesepakatan tersebut, menyatakan bahwa kedua militer telah sepakat untuk "menyesuaikan kekuatan kedua belah pihak, untuk kembali ke posisi yang tepat guna mengurangi konfrontasi." Mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, yang masih memiliki pengaruh besar, menekankan bahwa penyesuaian kekuatan melalui "saling pengertian" sangat penting untuk menghindari bentrokan kekerasan yang lebih besar.

Penutupan Perbatasan Sementara dan Dampaknya

Sebelum kesepakatan penarikan pasukan, otoritas Thailand sempat menutup dua perlintasan perbatasan dengan Kamboja bagi wisatawan pada hari Sabtu, 7 Juni. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap baku tembak militer yang baru-baru ini terjadi. Angkatan Darat Kerajaan Thailand mengambil alih kendali atas pembukaan dan penutupan semua perlintasan perbatasan, dengan alasan ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan Thailand.

Otoritas di provinsi timur Thailand, Chanthaburi, mengumumkan penangguhan sementara perlintasan wisatawan di dua pos pemeriksaan perbatasan permanen. Meskipun demikian, perdagangan tetap tidak terpengaruh, dan pekerja Kamboja masih diizinkan memasuki Thailand.

Penutupan perbatasan sementara ini menunjukkan betapa seriusnya situasi di wilayah perbatasan dan dampak potensialnya terhadap hubungan bilateral. Kesepakatan untuk menarik pasukan diharapkan dapat membuka jalan bagi normalisasi hubungan dan penyelesaian sengketa perbatasan secara damai.

Langkah Selanjutnya

Dengan adanya kesepakatan penarikan pasukan, Thailand dan Kamboja kini dihadapkan pada tantangan untuk membangun kembali kepercayaan dan mempromosikan stabilitas di wilayah perbatasan. Pembahasan lebih lanjut yang dijadwalkan pada 14 Juni diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mencegah konflik di masa depan dan memperkuat kerja sama bilateral.

Inisiatif ini juga menyoroti pentingnya dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan sengketa teritorial. Dengan mengedepankan negosiasi dan saling pengertian, Thailand dan Kamboja dapat mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan yang menguntungkan kedua negara.