Direktur PT Jaswita Lestari Jaya Angga Kusnan: Menelisik Proyek Hibisc Fantasy dan Polemik Pembongkarannya
Direktur PT Jaswita Lestari Jaya Angga Kusnan: Menelisik Proyek Hibisc Fantasy dan Polemik Pembongkarannya
Instruksi pembongkaran objek wisata Hibisc Fantasy di Puncak, Bogor, yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, telah menyeret nama Angga Kusnan, Direktur PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ), ke tengah sorotan publik. PT JLJ, anak perusahaan BUMD Jawa Barat PT Jasa Kepariwisataan (Jaswita), merupakan pengelola objek wisata tersebut. Pernyataan Gubernur Dedi Mulyadi yang menyebut proyek ini sebagai salah satu kontributor bencana banjir di wilayah Bogor, Bekasi, dan Karawang, semakin memperkeruh situasi dan memicu investigasi lebih lanjut terhadap legalitas dan dampak lingkungan Hibisc Fantasy.
Angga Kusnan, kelahiran Tangerang 15 Maret 1989, bukanlah sosok asing di dunia pengembangan dan manajemen proyek. Lulusan Mikrobiologi ITB tahun 2013 ini memiliki rekam jejak yang beragam, mulai dari konsultan teknologi dan pembangunan, fasilitator program pengembangan masyarakat, hingga pengalaman di pemerintahan. Riwayat organisasi yang terbilang padat, termasuk keterlibatannya di Keluarga Mahasiswa ITB, Korsa, Asosiasi Masjid Kampus Indonesia, KNPI Jawa Barat, dan Pemuda ICMI Wilayah Jawa Barat, menunjukkan profilnya sebagai individu yang aktif dan berpengalaman dalam bidang manajemen dan kepemimpinan.
Pengalaman profesionalnya mencakup peran sebagai konsultan dan manajer di BMT Al Fajr Garut (2017-2020), analis di Bandung Command Center (2019-2021), serta saat ini sebagai Komisaris PT Langgeng Inovasi Teknologi (Langit). Penunjukannya sebagai Direktur PT JLJ pada Januari 2024, menurut pengakuannya, bertujuan untuk membenahi kondisi keuangan perusahaan yang saat itu tengah mengalami defisit. Proyek Hibisc Fantasy sendiri, menurut Angga, telah dimulai sejak 2022 dalam kerjasama dengan PTPN VIII, dengan proses perizinan yang diklaim hampir rampung pada tahun 2023.
Berdasarkan data dari Pemkab Bogor, analisis dampak lingkungan (Amdal) Hibisc Fantasy telah diterbitkan pada tahun 2023, dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) seluas 4.138,95 meter persegi dikeluarkan pada Januari 2024. Total luas lahan yang digunakan untuk bangunan mencapai angka tersebut, sementara ruang terbuka hijau (RTH) mencakup area seluas 11.000 meter persegi. Namun, penilaian Gubernur Dedi Mulyadi yang mengaitkan proyek ini dengan bencana banjir di sejumlah wilayah tersebut, telah memicu kontroversi dan pertanyaan mendalam mengenai aspek lingkungan dan perencanaan pembangunan Hibisc Fantasy.
Pernyataan Angga Kusnan mengenai proses perizinan dan tahapan pembangunan Hibisc Fantasy menjadi pusat perhatian. Penjelasannya mengenai kondisi PT JLJ sebelum dan sesudah ia menjabat sebagai Direktur juga menjadi poin penting yang perlu ditelaah lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai persoalan yang tengah terjadi. Ke depan, investigasi menyeluruh terkait dampak lingkungan proyek dan kepatuhan terhadap aturan perizinan akan menjadi kunci untuk mengurai polemik ini dan memberikan transparansi kepada publik. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah juga akan menjadi penentu dalam memastikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan pencegahan bencana di masa mendatang.
Catatan: Informasi waktu dan tanggal dalam berita asli telah dipertahankan dalam penulisan ulang ini.