Gubernur Jateng Tetapkan Target Dua Hari Penutupan Tanggul Jebol Grobogan, Antisipasi Banjir Lebaran

Gubernur Jateng Perintahkan Penutupan Segera Tanggul Jebol Grobogan

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memberikan instruksi tegas untuk penutupan tiga titik tanggul jebol di Sungai Tuntang, Kabupaten Grobogan, dalam waktu maksimal dua hari. Instruksi tersebut dikeluarkan menyusul bencana banjir yang melanda wilayah tersebut dan menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur pengairan. Peninjauan langsung ke lokasi bencana, termasuk kunjungan ke pengungsian di Kecamatan Gubug dan lokasi tanggul jebol di Desa Baturagung, menjadi dasar keputusan tersebut. Gubernur menyoroti genangan air yang masih menggenangi pemukiman warga dan lahan pertanian, menekankan perlunya tindakan cepat dan efektif untuk meminimalisir dampak lebih lanjut.

"Prioritas utama adalah penutupan tanggul dalam waktu 48 jam," tegas Gubernur Luthfi. "Jika tidak segera ditangani, kerugian dan penderitaan masyarakat akan terus meningkat." Pernyataan tersebut disampaikan setelah Gubernur Luthfi berdiskusi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, yang bertanggung jawab atas pengelolaan Sungai Tuntang. BBWS Pemali Juana telah menyampaikan rencana kerja dan progres perbaikan, yang menjadi dasar penetapan tenggat waktu dua hari tersebut. Gubernur juga memastikan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, termasuk fasilitas alat berat jika dibutuhkan oleh BBWS dalam proses penutupan tanggul.

Langkah-langkah Penanganan Banjir dan Perbaikan Jangka Panjang

Penutupan tanggul merupakan langkah pertama dalam rangkaian penanganan banjir Grobogan. Tahap selanjutnya meliputi perbaikan dan normalisasi tanggul untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, terutama menjelang perayaan Idul Fitri. Gubernur Luthfi telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memastikan ketersediaan pendanaan dan dukungan teknis dalam proses normalisasi. Selain itu, upaya modifikasi cuaca juga akan dipertimbangkan untuk mengurangi intensitas hujan selama proses perbaikan, setelah berkonsultasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Gubernur juga menekankan pentingnya edukasi dan penegakan aturan terkait pembangunan di sekitar tanggul. Ia menginstruksikan kerjasama dengan Babinkamtibmas, Babinsa, dan kepala desa untuk menyosialisasikan larangan penanaman pohon dan pembangunan di area yang berpotensi merusak struktur tanggul. Hal ini bertujuan untuk mencegah terulangnya peristiwa jebolnya tanggul akibat faktor manusia.

Dampak Banjir dan Koordinasi Pemerintah Daerah

Banjir di Grobogan telah berdampak signifikan terhadap enam kecamatan dan 26 desa. Berdasarkan laporan Bupati Grobogan, Setyo Hadi, sebanyak 1.202 jiwa mengungsi dan 5.501 rumah terendam banjir. Luas lahan pertanian yang tergenang mencapai 526 hektar. Gubernur Luthfi menekankan pentingnya koordinasi dan kerjasama antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan seluruh pihak terkait untuk mengatasi dampak banjir dan meringankan beban masyarakat yang terdampak.

Setelah meninjau lokasi bencana dan berkoordinasi dengan pihak terkait, Gubernur Luthfi melanjutkan agenda dengan rapat koordinasi di Polres Grobogan untuk membahas strategi penanganan banjir secara komprehensif. Pihak BBWS Pemali Juana, diwakili oleh Kabid Operasi dan Pemeliharaan, Laode Bakti, menegaskan komitmen untuk menyelesaikan penutupan tanggul dalam waktu yang telah ditentukan dan meminta partisipasi warga untuk melaporkan kerusakan tanggul yang ditemukan. Kerjasama dan kesigapan semua pihak menjadi kunci dalam mengatasi bencana ini dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Lokasi Tanggul yang Jebol:

  • Desa Baturagung, Kecamatan Gubug
  • Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug
  • Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu