Anggota DPR Soroti Video AI 'Neraka': Imbau Penggunaan Teknologi yang Bertanggung Jawab
Kegelisahan Anggota DPR Terkait Konten AI 'Neraka'
Maraknya video artificial intelligence (AI) yang menggambarkan 'testimoni masuk neraka' menuai perhatian serius dari anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina. Ia mengungkapkan keprihatinannya atas penyebaran konten tersebut dan menekankan pentingnya penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
"Sebagai anggota Komisi VIII DPR RI, saya merasa miris melihat banyaknya postingan testimoni hari pertama di neraka yang dibuat menggunakan AI," ujar Selly. Ia menambahkan bahwa perkembangan teknologi, termasuk AI, adalah sebuah keniscayaan. Namun, pemanfaatannya harus dilandasi dengan etika, tanggung jawab sosial, dan spiritual.
Selly mempertanyakan tujuan pembuatan konten yang memvisualisasikan neraka. Menurutnya, penggambaran neraka yang sebenarnya tidak mungkin ditangkap secara utuh oleh imajinasi manusia, apalagi oleh teknologi buatan. Ia mengingatkan bahwa jika konten semacam itu bertujuan untuk menanamkan ketakwaan atau meningkatkan kesadaran moral, maka harus dilakukan dengan kehati-hatian dan berdasarkan pada referensi yang akurat.
"Namun, jika konten tersebut justru menyederhanakan atau bahkan menyimpangkan pemahaman umat tentang konsep akhirat, maka ini menjadi masalah serius. Apalagi, Indonesia adalah negara Pancasila, yang berarti setiap warga negara memiliki kewajiban untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan agama," tegasnya.
Seruan untuk Kreator Konten dan Masyarakat
Selly mengimbau semua pihak untuk tidak menjadikan agama sebagai bahan candaan atau tontonan, karena hal itu dapat dikategorikan sebagai penodaan agama. Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan arif dalam menyikapi konten-konten spiritual yang dibuat dengan teknologi. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak sampai terkecoh oleh konten yang mengaburkan akidah dan menggantikan rujukan dari Al-Qur'an dan Sunnah dengan visualisasi artifisial.
"Jangan sampai konten seperti ini mengaburkan akidah dan menggantikan rujukan kita dari Al-Qur'an dan Sunnah kepada visualisasi artifisial," tuturnya.
Lebih lanjut, Selly mendorong para kreator konten untuk menjadikan AI sebagai alat dakwah yang bertanggung jawab, bukan sekadar alat untuk mencari popularitas. Ia berharap teknologi digunakan dengan adab, bukan hanya dengan ambisi semata.
"Sebagai wakil rakyat, saya mendorong agar literasi digital dan spiritual dapat berjalan seimbang, agar generasi muda kita tidak terjebak dalam pemahaman yang dangkal tentang agama hanya karena visualisasi buatan yang tidak bersandar pada ilmu yang benar," imbuhnya.
Konten Viral di Media Sosial
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan unggahan video AI berjudul 'hari pertama masuk neraka' dan 'hari kedua di neraka'. Video-video tersebut menampilkan visualisasi yang menggambarkan kondisi di neraka. Salah satu video menampilkan seorang pria yang seolah-olah berada di sungai api, sementara video lainnya menampilkan seorang pria yang berenang di 'lava'.
Salah satu video menampilkan seorang pria yang mengaku sedang berlibur dan menikmati mandi lava. Visualisasi yang ditampilkan dalam video-video tersebut menuai berbagai reaksi dari warganet.
Berikut adalah beberapa poin yang disoroti dalam video tersebut:
- Visualisasi 'sungai api'
- Pria 'berenang di lava'
- Latar belakang kobaran api
- Narasi yang menyederhanakan konsep neraka
Selly berharap agar kejadian ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menggunakan dan menyikapi teknologi, khususnya dalam konteks spiritual dan keagamaan.