Pengakuan Mengejutkan Peserta Pembinaan Karakter di Depok: Dari Alkohol hingga Putus Sekolah Akibat Ekonomi
Kisah Dibalik Seragam Loreng: Pengakuan Peserta Pembinaan Karakter di Depok
Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok menjadi saksi bisu berbagai cerita mengharukan dan mengejutkan dari para peserta program Pembinaan Karakter dan Bela Negara. Sebelum upacara penutupan program yang diikuti oleh 98 peserta, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyempatkan diri berinteraksi langsung dengan mereka. Dalam kesempatan tersebut, terungkaplah berbagai alasan mengapa mereka dikirim ke barak militer untuk mengikuti program pembinaan selama 10 hari.
Jeratan Alkohol dan Pergaulan Bebas
Di antara barisan peserta, seorang gadis muda mengaku dijebloskan ke barak oleh ibunya sendiri karena kebiasaannya mengonsumsi minuman beralkohol. Pengakuan ini sontak mengejutkan Dedi Mulyadi. Gadis itu mengaku sering menenggak minuman keras di rumah temannya. Mirisnya, ia bukan satu-satunya. Seorang peserta perempuan lainnya juga mengaku memiliki pengalaman serupa, memperoleh minuman beralkohol dari teman-teman sekolahnya. Mereka mengaku merasakan sensasi "plong" dan mabuk setelah menenggak minuman tersebut.
Tawuran dan Janji Perubahan
Kisah lain datang dari seorang remaja laki-laki yang dengan lantang mengakui pernah terlibat tawuran. Ia mengaku tawuran tersebut terjadi di Jalan Merdeka, Sukmajaya, Depok, melibatkan dirinya dan teman-teman sekolahnya melawan sekolah lain. Saat ditanya mengenai senjata yang digunakan, remaja itu menjawab dengan polos, "Tangan kosong." Ia mengaku hanya memukul orang dalam aksi tawuran tersebut. Namun, setelah mengikuti program di barak militer, remaja itu berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Pendidikan Terhenti Karena Keterbatasan Ekonomi
Kisah yang paling menyentuh datang dari seorang remaja perempuan yang mengaku putus sekolah karena masalah ekonomi. Ia mengaku sering malas-malasan di rumah. Remaja yang hampir berusia 15 tahun itu mengaku sudah tidak bersekolah lagi sejak kelas 2 SMP karena keterbatasan biaya. Mendengar pengakuan tersebut, Dedi Mulyadi menunjukkan ekspresi prihatin dan langsung berkoordinasi dengan Wali Kota Depok, Supian Suri, yang berada di dekatnya, untuk mencari solusi agar remaja tersebut dapat kembali bersekolah. Ia memberikan semangat kepada gadis itu dan berjanji akan membantu anak-anak yang memiliki masalah serupa, terutama anak perempuan.
Program Pembinaan Karakter dan Bela Negara ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para peserta, membantu mereka mengatasi masalah pribadi, dan memberikan motivasi untuk meraih masa depan yang lebih baik.