Pengadaan Chromebook: Nadiem Makarim Ungkap Pertimbangan di Balik Keputusan

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, memberikan penjelasan terkait pemilihan Chromebook dalam proyek pengadaan laptop yang menjadi sorotan publik. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Nadiem menekankan bahwa keputusan ini didasarkan pada kajian mendalam yang mempertimbangkan aspek harga dan spesifikasi.

Menurut Nadiem, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan perbandingan komprehensif antara Chromebook dan sistem operasi (OS) lainnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa Chromebook menawarkan keunggulan dari segi biaya. "Dari sisi harga, Chromebook dengan spesifikasi yang setara, selalu 10 hingga 30 persen lebih murah," ujarnya.

Selain itu, Nadiem juga menyoroti bahwa Chrome OS bersifat gratis, berbeda dengan sistem operasi lain yang memerlukan biaya lisensi tambahan. "Operating system lainnya itu berbayar, dan bisa berbayar sampai Rp 1,5 sampai Rp 2,5 juta tambahan," terangnya.

Lebih lanjut, Nadiem menjelaskan bahwa Chromebook yang dipilih telah memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk kebutuhan pendidikan. Ia juga menekankan pentingnya keamanan bagi siswa dan guru. Salah satu pertimbangan utama dalam memilih Chromebook adalah kemampuannya untuk mengontrol aplikasi yang dapat diakses di perangkat tersebut.

Proyek pengadaan laptop di Kemendikbudristek tahun 2019-2022, dengan anggaran mencapai Rp 9,9 triliun, saat ini sedang dalam proses investigasi oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa proyek ini diawali dengan rencana pengadaan bantuan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk satuan pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah atas pada tahun 2020.

Kejagung menyoroti bahwa rencana pengadaan ini dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan siswa saat itu, mengingat uji coba penerapan Chromebook pada tahun 2019 dengan 1.000 unit dinilai tidak efektif. Selain itu, Indonesia Corruption Watch (ICW) juga mengkritik spesifikasi laptop Chromebook yang mengharuskan penggunaan OS Chrome. ICW menilai bahwa hal ini tidak sesuai dengan kondisi di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang menjadi target distribusi laptop, karena Chromebook membutuhkan koneksi internet yang stabil untuk berfungsi optimal, sementara infrastruktur internet di Indonesia belum merata.

  • Keunggulan Chromebook Menurut Nadiem Makarim

    • Harga lebih murah 10-30% dengan spesifikasi yang sama
    • Sistem operasi (Chrome OS) gratis
    • Kemampuan untuk mengontrol aplikasi demi keamanan siswa dan guru
  • Sorotan Terhadap Proyek Pengadaan Laptop

    • Investigasi Kejagung atas proyek pengadaan laptop Kemendikbudristek tahun 2019-2022
    • Kritik ICW terkait spesifikasi Chromebook yang tidak sesuai dengan kondisi daerah 3T