Laba Meroket, Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Bagikan Dividen Tunai

Emiten gas industri, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp 3,71 miliar atau Rp 4 per saham dari laba bersih tahun buku 2024. Keputusan ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar baru-baru ini.

Kinerja keuangan SBMA pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan signifikan. Laba bersih perusahaan melonjak 182,24% secara tahunan, mencapai Rp 13,35 miliar dibandingkan dengan Rp 4,73 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menjadi dasar bagi manajemen untuk mengusulkan pembagian dividen kepada para pemegang saham.

Para investor yang berhak menerima dividen adalah mereka yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal 18 Juni 2025. Pembayaran dividen dijadwalkan akan dilakukan pada tanggal 18 Juli 2025.

Selain keputusan mengenai dividen, RUPST juga menyetujui pemberhentian Carsen Finrely dari jabatannya sebagai Direktur Independen. Dengan demikian, susunan Komisaris dan Direksi SBMA saat ini adalah sebagai berikut:

  • Dewan Komisaris:
    • Effendi (Komisaris Utama)
    • Dinawati (Komisaris)
    • M. Slamet Brotosiswoyo (Komisaris Independen)
  • Dewan Direksi:
    • Rini Dwiyanti (Direktur Utama)
    • Welly Sumanteri (Wakil Direktur Utama)
    • Julianto Setyoadji (Direktur Operasional)

Direktur Operasional SBMA, Julianto Setyoadji, menjelaskan bahwa kinerja perusahaan sejalan dengan proyeksi, meski dipengaruhi oleh kalender perayaan keagamaan. Ia menambahkan bahwa profitabilitas perusahaan tetap terjaga berkat peningkatan produktivitas, efisiensi, dan pengurangan kerugian dalam pengiriman yang dilakukan oleh berbagai departemen.

SBMA terus berupaya meningkatkan kemampuan produksi gas khusus dengan metode dan gas pembawa yang lebih beragam. Perusahaan juga melakukan pemindahan tangki penyimpanan di cabang-cabang untuk meningkatkan efektivitas distribusi dan mengurangi kerugian.

"Untuk efisiensi, perseroan senantiasa melakukan peningkatan kerjasama dengan valuable partner. Peningkatan kemandirian dengan penambahan knowledge departemen produksi, distribusi dan operasional. Agar program preventif, produktivitas dan pengelolaan aset lebih baik,” ujar Julianto.

Lebih lanjut, Julianto mengungkapkan bahwa SBMA telah memperoleh sejumlah kontrak baru dari berbagai sektor, termasuk pertambangan (batubara dan galangan kapal), industri oleokimia, dan sektor rumah sakit. Perusahaan terus menjajaki peluang kerjasama, terutama di sektor pertambangan seperti dengan Petrosea dan Adaro, serta kontrak sewa peralatan atau pasokan layanan ke sektor minyak dan gas.

SBMA juga berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dengan melakukan diversifikasi bisnis. Saat ini, perusahaan sedang mengkaji pemanfaatan limbah menjadi paving block dan bata ringan, dengan melibatkan KJPP sebagai badan independen untuk melakukan penilaian.

Komisaris Utama SBMA, Effendi, menambahkan bahwa perusahaan memiliki catatan kinerja yang baik, tanpa pernah mengalami kerugian. Ia optimis dengan prospek penjualan tahun 2025, yang hingga Mei telah mencapai Rp 80 miliar. Dengan target penjualan sebesar Rp 160 miliar tahun ini, Effendi yakin perusahaan dapat mencapai target tersebut, mengingat sisa tahun ini memiliki jumlah hari kerja yang lebih banyak.