Investasi di IKN Melonjak, Otorita IKN Ungkap Daftar Proyek yang Tengah Berjalan

Ibu Kota Nusantara (IKN) terus menunjukkan daya tariknya sebagai pusat investasi baru di Indonesia. Otorita IKN mengumumkan bahwa nilai investasi yang masuk, baik dari investor domestik maupun asing, telah mencapai angka yang signifikan, yaitu Rp 135,1 triliun. Investasi ini difokuskan pada pembangunan infrastruktur penting seperti sektor hunian dan Jalan serta Terowongan Multi Utilitas (MUT).

Kepala Otorita IKN, mengungkapkan bahwa peningkatan minat investor ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan dalam memperkuat tata kelola dan menyederhanakan proses investasi. Koordinasi lintas kementerian dan lembaga juga menjadi kunci dalam menghilangkan hambatan birokratis yang tidak perlu, sehingga menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.

"Kami menerapkan proses due diligence yang ketat, melibatkan berbagai pihak dari swasta, kementerian terkait, dan auditor intern pemerintah untuk memastikan good governance. Transparansi dan tata kelola yang baik adalah fondasi utama dalam setiap tahapan investasi," ujarnya.

Dalam sektor hunian, skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) unsolicited telah menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Dua proyek utama telah mendapatkan persetujuan Availability Payment (AP) dan jaminan pemerintah dari Kementerian Keuangan dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Proyek-proyek tersebut adalah:

  • Pembangunan 8 Tower Hunian ASN oleh PT Nindya Karya di WP 1A, yang mencakup 288 unit hunian bertipe 190 m².
  • Pembangunan 109 Unit Rumah Tapak oleh PT Intiland di WP 1B dan 1C, dengan tipe bangunan 390 m².

Kedua proyek ini dijadwalkan untuk memulai transaksi pada kuartal kedua tahun 2025 dan memulai konstruksi pada tahun yang sama. Selain itu, beberapa investor nasional dan asing juga terlibat dalam pengembangan sektor hunian di IKN, termasuk Ciputra Nusantara, Konsorsium Triniti Truba, Konsorsium IJM - CHEC, dan Maxim.

Ciputra Nusantara dan Konsorsium IJM - CHEC telah menyelesaikan Feasibility Study (FS) dan saat ini sedang menjalani evaluasi FS dan dokumen pendukung. Sementara itu, Konsorsium Triniti-Truba dan Maxim sedang dalam proses finalisasi FS sebelum memasuki tahapan evaluasi. Selain proyek-proyek yang sudah berjalan, terdapat tiga proyek tambahan yang digawangi oleh Adhi Karya, Konsorsium Samsung C&T-Brantas Abipraya, dan Konsorsium PJ-IC Bee Invest-Promec-Ozturk Holdings. Mereka telah menerima Letter-to-Proceed (LtP) dan sedang menyusun Feasibility Study.

Investor-investor ini berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Turki, Spanyol, dan Brunei Darussalam, dengan nilai investasi yang diindikasikan mencapai Rp 63,3 triliun untuk sektor hunian.

Selain sektor hunian, KPBU sektor Jalan dan MUT juga menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Saat ini, terdapat lima calon investor dari China, Malaysia, dan Indonesia yang sedang menyusun FS dan mengevaluasi dokumen. Total nilai investasi yang diindikasikan mencapai Rp 71,8 triliun, di mana Rp 55 triliun di antaranya berasal dari luar negeri.

Dengan menggabungkan investasi di sektor hunian dan Jalan serta MUT, total indikasi investasi di IKN saat ini mencapai Rp 135,1 triliun. Deputi Bidang Pendanaan & Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, menjelaskan bahwa saat ini masih terdapat sembilan calon investor lain di sektor hunian yang belum dapat diberikan lampu hijau untuk menjadi pemrakarsa KPBU unsolicited dengan skema AP.

"Minat KPBU sektor hunian di IKN perlu mempertimbangkan sektor lain yang akan dibiayai melalui skema KPBU AP. Kami akan mengundang mereka untuk mengikuti KPBU sebagai peserta tender, atau melalui skema KPBU solicited," kata Agung.