Siswi Berprestasi di Cirebon Raih Asa Jadi Ahli Hukum Berkat Uluran Tangan Dermawan

Kisah pilu seorang siswi berinisial MMH asal Cirebon, Jawa Barat, yang sempat mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembersih lantai, kini menemui titik terang. Aksi nekat yang dipicu oleh keterbatasan biaya untuk melanjutkan pendidikan itu, telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

MMH, seorang siswi berprestasi yang bercita-cita menjadi seorang profesor hukum, sempat putus asa karena terhimpit masalah ekonomi. Ijazah SMP-nya tertahan di Madrasah Tsanawiyah karena adanya tunggakan biaya. Kondisi ini semakin memperburuk keadaan, hingga akhirnya MMH mengambil jalan pintas yang membahayakan nyawanya.

Kabar mengenai kejadian ini sampai ke telinga Ahmad Faozan, seorang kuasa hukum yang kemudian berinisiatif membantu keluarga MMH. Faozan kemudian menghubungi Dedi Mulyadi, yang dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah pendidikan dan sosial. Respon cepat pun diberikan oleh Dedi Mulyadi. Ia segera menerjunkan tim untuk melakukan investigasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan.

Dedi Mulyadi tidak hanya melunasi tunggakan biaya ijazah SMP MMH, tetapi juga membantu melunasi biaya perawatan rumah sakit akibat percobaan bunuh diri tersebut. Lebih dari itu, Dedi Mulyadi memberikan kesempatan kepada MMH untuk melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Kota Cirebon melalui jalur mutasi. Kabar gembira ini disampaikan langsung oleh Dedi Mulyadi melalui akun Instagram pribadinya.

"Dia hari ini sudah mendaftar di SMAN 1 Cirebon, mungkin siang ini, karena pembukaan pagi ini. Jalurnya, jalur mutasi, karena sebelumnya sudah sekolah di SMAN Tengah Tani Cirebon," tulis Dedi Mulyadi dalam unggahannya.

Bantuan yang diberikan oleh Dedi Mulyadi ini disambut dengan rasa syukur dan haru oleh MMH dan keluarganya. Ahmad Faozan, selaku kuasa hukum keluarga, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dedi Mulyadi atas respon cepat dan bantuan yang diberikan.

"Kami ucapkan banyak terima kasih, bantuan Kang Dedi sangat cepat, alhamdulillah, korban juga bangkit lagi untuk kejar cita-citanya. Dia berprestasi dan cita-cita, dia ingin jadi profesor ilmu hukum," ujar Faozan.

MMH sendiri mengungkapkan rasa terima kasihnya dan berjanji akan belajar dengan giat untuk meraih cita-citanya menjadi seorang profesor hukum. Ia merasa mendapatkan harapan baru setelah sempat merasa putus asa.

Kasus MMH ini menjadi pengingat bagi kita semua mengenai pentingnya perhatian terhadap masalah pendidikan dan sosial di sekitar kita. Keterbatasan ekonomi tidak seharusnya menjadi penghalang bagi anak-anak berprestasi untuk meraih cita-citanya. Uluran tangan dari berbagai pihak dapat memberikan harapan dan kesempatan bagi mereka untuk mewujudkan impiannya.

Dedi Mulyadi juga memanfaatkan momentum ini untuk kembali mengingatkan mengenai larangan studi tur, perpisahan sekolah, outing class, dan kegiatan lain yang membebani biaya bagi siswa dan orang tua. Ia berharap agar fokus utama adalah memastikan semua anak mendapatkan pendidikan yang layak tanpa terbebani oleh biaya-biaya yang tidak perlu.