SDN Bojong Tugu Sukabumi Rusak Parah Akibat Banjir Bandang, Kegiatan Belajar Mengajar Dihentikan Sementara
SDN Bojong Tugu Sukabumi Rusak Parah Akibat Banjir Bandang, Kegiatan Belajar Mengajar Dihentikan Sementara
Bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Sukabumi pada Kamis, 6 Maret 2025, telah menimbulkan kerusakan signifikan pada sejumlah infrastruktur, termasuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bojong Tugu di Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong. Hujan deras yang berlangsung beberapa jam mengakibatkan meluapnya sungai dan banjir limpasan yang mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan sekolah tersebut. Akibatnya, proses belajar mengajar di SDN Bojong Tugu terpaksa dihentikan sementara.
Kepala SDN Bojong Tugu, Iis Aisyah Citra Dewi, dalam keterangannya melalui aplikasi pesan singkat pada Selasa, 11 Maret 2025, memaparkan dampak kerusakan yang dialami sekolahnya. Ia menyebutkan bahwa hampir seluruh bagian sekolah terendam banjir. Kerusakan yang terjadi meliputi:
- Kerusakan parah pada bangunan utama.
- Hancurnya ruang penjaga sekolah.
- Rusaknya ruang kelas 5 dan 6.
- Robohnya dinding pembatas kelas 3 dan 4.
- Robohnya dinding kelas 2.
Selain kerusakan bangunan, banjir juga mengakibatkan kerugian materiil lainnya. Buku-buku pelajaran, alat-alat peraga, dan aset sekolah seperti printer mengalami kerusakan berat dan tidak dapat digunakan lagi. Kondisi ini memaksa pihak sekolah untuk menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar dan meminta para siswa untuk belajar di rumah dengan bimbingan orang tua hingga tanggal 20 Maret 2025.
"Anak-anak masih aktif belajar sampai tanggal 20 Maret ini. Untuk pembelajaran dilakukan di rumah," ujar Iis Aisyah. Ia berharap agar proses pemulihan sarana dan prasarana sekolah dapat segera dilakukan, khususnya ketersediaan buku pelajaran dan fasilitas penunjang pembelajaran lainnya yang rusak dan hilang akibat banjir.
"Harapan setelah kejadian musibah ini sangat banyak. Terlebih untuk keberlangsungan pembelajaran anak supaya bisa cepat kondusif. Lalu ketersediaan buku referensi belajar yang tidak bisa diselamatkan juga semoga lekas bisa terganti," tambah Iis Aisyah. Pihak sekolah saat ini tengah fokus pada pembersihan sisa material lumpur dan puing-puing bangunan yang rusak. Proses pemulihan ini membutuhkan waktu dan dukungan dari berbagai pihak.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam, khususnya di wilayah yang rawan bencana. Peningkatan sistem peringatan dini dan upaya mitigasi bencana menjadi hal krusial untuk meminimalisir dampak kerusakan dan kerugian yang lebih besar di masa mendatang. Perbaikan infrastruktur dan pendidikan masyarakat tentang mitigasi bencana juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan untuk menghadapi potensi bencana serupa di masa depan.