Semangat Siti Maryam: Nenek 74 Tahun dengan 18 Cucu Taklukkan Ibadah Haji Tanpa Kursi Roda

Di tengah keramaian ibadah haji tahun 2024, terdapat sosok inspiratif yang menarik perhatian, yaitu Siti Maryam, seorang nenek berusia 74 tahun asal Klaten, Jawa Tengah. Dengan 18 cucu yang ia sayangi, Siti Maryam membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk menunaikan rukun Islam kelima dengan penuh semangat dan kesehatan.

Siti Maryam menjadi bagian dari rombongan haji khusus Aida Tourindo Wisata, namun semangatnya mengalahkan jemaah yang lebih muda. Ia mampu menjalani seluruh rangkaian ibadah haji, mulai dari umrah di Makkah, mabit di Mina dan Muzdalifah, hingga wukuf di Arafah, tanpa sekalipun menggunakan kursi roda. Didampingi oleh putrinya, Sri Mardikani Nugraha, Siti Maryam dengan tegar berjalan kaki menunaikan setiap tahapan ibadah.

Perjalanan Siti Maryam untuk mencapai Tanah Suci bukanlah tanpa tantangan. Keinginan untuk berhaji sudah ada sejak tahun 2010, namun ia baru bisa mendaftar haji reguler pada tahun 2019. Dengan perkiraan keberangkatan pada tahun 2042, Siti Maryam sempat merasa harapannya mungkin tak akan terwujud karena faktor usia.

Namun, takdir berkata lain. Pada Januari 2024, ia mendapat kabar gembira bahwa dirinya bisa berangkat haji sebagai jemaah haji khusus Aida Tourindo Wisata, berkat bantuan dari putri keduanya, Sri Mardikani Nugraha, dan mertuanya. Kesempatan emas ini tidak disia-siakan oleh Siti Maryam. Ia segera mempersiapkan fisik dengan rutin berjalan kaki di sekitar rumahnya.

Kebiasaan sehari-hari Siti Maryam juga turut menunjang kebugarannya. Sebagai seorang wanita yang aktif, ia terbiasa melakukan pekerjaan rumah dan mengurus ternak seorang diri. Rutinitas ini menjadikannya tetap bugar dan kuat.

"Bangun pagi-pagi sudah merebus air untuk kasih minum sapi, siang lagi kasih makan sapi, ayam, kucing. Saya juga terbiasa jalan kaki sejak kecil. Sekolah dulu jalan kaki menyusuri rel kereta. Sebelum haji, saya jalan setiap pagi habis Subuh, mengelilingi halaman sampai 100 kali sendiri," ungkap Siti Maryam.

Ketika ditanya mengenai resep khusus untuk menjaga kebugarannya selama haji, Siti Maryam menjawab dengan sederhana bahwa ia hanya selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan, keselamatan, ketenteraman, kelancaran, dan kemudahan.

Selain berdoa, Siti Maryam juga menjaga pola makannya dengan baik. "Makan saya banyak. Minum vitamin, minum susu juga," ujarnya. Meskipun sudah tidak memiliki gigi, ia tetap menikmati semua makanan yang disajikan selama haji. Ia mengaku tidak nyaman memakai gigi palsu, namun hal itu tidak menghalanginya untuk makan dengan lahap.

Sebagai jemaah haji khusus Aida Tourindo Wisata, Siti Maryam mendapatkan pelayanan yang baik, termasuk makanan yang berlimpah. Selama mabit di Mina hingga wukuf di Arafah, para jemaah disuguhi berbagai jenis makanan, mulai dari nasi, sayur, lauk-pauk, buah-buahan, camilan, hingga aneka minuman dingin dan es krim.

Siti Maryam tak dapat menyembunyikan rasa harunya karena bisa menunaikan ibadah haji. Ia berkali-kali menangis terharu, membayangkan jika tidak diberangkatkan oleh anaknya sebagai jemaah haji khusus, mungkin ia baru bisa berangkat haji reguler pada tahun 2042, saat usianya sudah 90 tahun.

Selama berada di Tanah Suci, Siti Maryam tak lupa memanjatkan doa untuk kedelapan anaknya dan 18 cucunya. Ia juga tak henti-hentinya berdoa agar dirinya senantiasa diberikan kesehatan hingga seluruh rangkaian ibadah haji selesai dengan lancar.

Kisah Siti Maryam ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi para lansia, bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih impian dan menunaikan ibadah dengan penuh semangat. Semangat dan kebugaran Siti Maryam patut diacungi jempol dan menjadi contoh bagi kita semua.