Anak-Anak Perbatasan RI-Malaysia di Krayan Mengharapkan Program Makan Siang Sekolah
Anak-Anak Perbatasan RI-Malaysia di Krayan Mengharapkan Program Makan Siang Sekolah
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 001 Long Bawan, yang terletak di wilayah terpencil Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, menyoroti kondisi memprihatinkan ratusan muridnya yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia. Keinginan sederhana namun menyentuh hati terungkap dari pertanyaan polos mereka kepada para guru: "Kapan kami bisa mendapatkan makanan gratis seperti di Pulau Jawa?" Pertanyaan ini mencerminkan kesenjangan akses terhadap program pemenuhan gizi yang dirasakan langsung oleh anak-anak di daerah terpencil ini. Kehidupan mereka sehari-hari jauh dari kemudahan yang dinikmati anak-anak di wilayah lain Indonesia.
Kepala Sekolah SDN 001 Long Bawan, Yoperi Gerau, menjelaskan bahwa pertanyaan tersebut, sekilas terlihat sederhana, namun menyimpan makna mendalam. Ia menggambarkan perjuangan anak-anak yang setiap hari harus menempuh perjalanan sekolah yang berat. Bayangkan, mereka berjalan kaki tanpa alas kaki, dengan pakaian kotor terkena lumpur, melewati jembatan darurat yang terbuat dari balok kayu. Kondisi ini menggambarkan betapa sulitnya akses pendidikan bagi anak-anak di Krayan. Bukan hanya akses pendidikan, kondisi infrastruktur Krayan menyerupai daerah pasca bencana. Jalanan yang rusak parah menghambat aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat, berdampak pada ketersediaan pangan. Isolasi geografis yang dialami Krayan sejak kemerdekaan Indonesia juga memperparah permasalahan tersebut, meskipun semangat patriotisme warga tetap membara dan tak pernah luntur.
Sebagai respons atas pertanyaan menyentuh tersebut, pihak sekolah berinisiatif agar anak-anak menyampaikan langsung aspirasi mereka kepada Presiden dan Wakil Presiden. Sebuah video berisi permintaan tersebut dibuat, menampilkan para murid berbaris rapi mengenakan seragam merah putih di halaman sekolah. Dalam video, mereka dengan polosnya menyampaikan harapan mendapatkan program makan siang sekolah yang serupa dengan yang ada di daerah lain Indonesia. Video tersebut menjadi bukti nyata keinginan anak-anak di perbatasan untuk mendapatkan hak dasar mereka, yaitu akses terhadap nutrisi dan gizi yang memadai untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Kondisi di Krayan menyoroti betapa pentingnya perhatian pemerintah terhadap kesenjangan pembangunan di daerah terpencil. Akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan gizi yang merata merupakan hak dasar setiap warga negara, tak terkecuali anak-anak di perbatasan. Harapannya, video tersebut menjadi jembatan penghubung bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan kebutuhan dasar anak-anak di Krayan, termasuk program makan siang sekolah yang bergizi. Tanpa bantuan, impian anak-anak di perbatasan untuk mendapatkan pendidikan dan gizi yang memadai akan tetap menjadi mimpi.
Kondisi Infrastruktur Krayan: * Jalanan rusak parah * Jembatan darurat dari kayu * Akses terbatas
Kondisi Sosial Ekonomi: * Terancam kekurangan pangan * Aktivitas sosial ekonomi terhambat * Isolasi geografis
Kondisi Anak-Anak: * Berjalan kaki tanpa alas kaki ke sekolah * Pakaian kotor * Mengajukan pertanyaan tentang program makan siang gratis