Eskalasi Maritim: Dua Kapal Induk Tiongkok Unjuk Kekuatan di Pasifik

markdown Dunia maritim internasional kembali menyoroti aktivitas Angkatan Laut Tiongkok di Samudra Pasifik. Untuk pertama kalinya, dua kapal induk milik Tiongkok, Shandong dan Liaoning, terdeteksi beroperasi secara bersamaan di perairan tersebut. Pergerakan ini dipantau dan dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Jepang, memicu spekulasi dan analisis mengenai tujuan strategis Beijing di kawasan tersebut.

Kementerian Pertahanan Jepang mengidentifikasi kapal induk Shandong bersama empat kapal perang lainnya, termasuk sebuah kapal perusak rudal, berlayar di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang yang mengelilingi atol Okinotori. Kapal induk Shandong dilaporkan melakukan aktivitas penerbangan, dengan jet tempur dan helikopter militer melakukan lepas landas dan pendaratan di dek kapal. Sementara itu, kapal induk Liaoning, bersama armadanya, terpantau memasuki ZEE Jepang di Pasifik selama akhir pekan. Kemudian meninggalkan perairan itu untuk melakukan latihan yang melibatkan jet tempur. Armada Liaoning ini terdeteksi bergerak ke arah timur, menandai pertama kalinya sebuah kapal induk Tiongkok melintasi rantai kepulauan kedua.

Pergerakan kedua kapal induk ini memicu reaksi dari Jepang dan sekutunya. Juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dua kapal induk Tiongkok terlihat beroperasi di Pasifik secara bersamaan. Mereka meyakini bahwa tujuan militer Tiongkok adalah untuk meningkatkan kemampuan operasional dan kemampuan untuk melakukan operasi di wilayah yang jauh. Penggunaan aset Angkatan Laut dan Angkatan Udara oleh Tiongkok untuk menegaskan klaim teritorialnya telah mengguncang Amerika Serikat (AS) sekutu-sekutunya di kawasan Asia-Pasifik.

Para pejabat pertahanan Jepang dan AS menyebut Beijing ingin mendorong militer Amerika keluar dari apa yang disebut sebagai "gugusan pulau utama" dari Jepang hingga Filipina. Pada akhirnya, menurut para pejabat pertahanan Jepang dan AS, strategi Tiongkok adalah mendominasi wilayah di sebelah barat "gugusan pulau kedua" di Pasifik, antara Kepulauan Ogasawara milik Jepang yang terpencil hingga wilayah AS di Guam. Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk memperluas pengaruh maritim Tiongkok dan menantang dominasi AS di kawasan Indo-Pasifik. Aktivitas maritim Tiongkok di wilayah tersebut terus dipantau oleh berbagai pihak, dan menjadi perhatian utama dalam dinamika geopolitik regional.

Pada September tahun lalu, kapal perang Tiongkok terdeteksi berlayar di antara dua pulau Jepang di dekat Taiwan dan sempat memasuki perairan Jepang di dekatnya, yang berjarak 24 mil laut dari area pantai. Tokyo, pada saat itu, menyebut langkah tersebut "tidak dapat diterima" dan menyatakan "kekhawatiran serius" kepada Beijing.