Isu Keterkaitan Nama Presiden Jokowi dan Iriana dalam Tambang Nikel Raja Ampat, Ini Tanggapan Menteri Bahlil
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan klarifikasi terkait isu yang beredar mengenai kapal-kapal pengangkut bijih nikel yang menggunakan nama dengan inisial yang mirip dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana. Klarifikasi ini disampaikan di tengah sorotan publik terhadap aktivitas pertambangan di wilayah Raja Ampat, Papua Barat.
Isu ini mencuat setelah beredarnya video di media sosial yang menampilkan kapal-kapal yang diduga mengangkut bijih nikel dengan nama yang menyerupai inisial Jokowi dan Iriana. Menanggapi hal tersebut, Bahlil dengan tegas membantah adanya keterkaitan antara Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dengan aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat. "Oh, itu enggak ada itu, di mana itu," ujarnya di Istana Kepresidenan.
Lebih lanjut, Bahlil juga menepis anggapan bahwa izin usaha pertambangan (IUP) di Raja Ampat dikeluarkan pada masa pemerintahan Jokowi. Ia menjelaskan bahwa pemerintah telah mencabut IUP dari empat perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut, yaitu PT Kawei Sejahtera Mining, PT Mulia Raymond Perkasa, PT Anugerah Surya Pertama, dan PT Nurham. Menurutnya, izin-izin usaha pertambangan tersebut telah dikeluarkan jauh sebelum masa pemerintahan Jokowi, yaitu sejak tahun 2004. "Itu izin-izinnya keluar jauh sebelum pemerintahan Pak Jokowi. Yang 4 IUP kita cabut itu kan, IUP-nya keluar 2004, 2006 masih rezim undang-undang izinnya dari daerah," tegas Bahlil.
Berdasarkan penelusuran lebih lanjut, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan (Ditkapel Kemenhub) memang mencatat adanya kapal-kapal dengan nama lambung TB JKW Mahakam dan tongkang Dewi Iriana. TB merupakan singkatan dari tug boat, yaitu kapal tunda yang berfungsi untuk menarik atau mendorong kapal lain.
Data dari Ditkapel Kemenhub menunjukkan bahwa terdapat setidaknya delapan kapal dengan nama JKW Mahakam, yaitu JKW Mahakam 1, JKW Mahakam 2, JKW Mahakam 3, JKW Mahakam 5, JKW Mahakam 6, JKW Mahakam 7, JKW Mahakam 8, dan JKW Mahakam 10. Kapal-kapal ini dimiliki oleh empat perusahaan yang berbeda. Sementara itu, terdapat enam kapal dengan nama Dewi Iriana, yaitu Dewi Iriana 1, Dewi Iriana 2, Dewi Iriana 3, Dewi Iriana 5, Dewi Iriana 6, dan Dewi Iriana 8. Sebagian kapal dengan nama JKW Mahakam dan Dewi Iriana dimiliki oleh PT Pelita Samudera Sreeya (PSS), anak usaha dari PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI).
Berikut rincian perusahaan yang IUP nya telah di cabut:
- PT Kawei Sejahtera Mining: Berlokasi di Pulau Kawe
- PT Mulia Raymond Perkasa: Berlokasi di Pulau Batang Pele dan Pulau Manyaifun
- PT Anugerah Surya Pertama: Berlokasi di Pulau Manuran
- PT Nurham: Berlokasi di Pulau Yesner Waigeo Timur