Trump Menduga Perubahan Sikap Elon Musk Dipicu Penyalahgunaan Narkoba
Trump Menduga Perubahan Sikap Elon Musk Dipicu Penyalahgunaan Narkoba
Perseteruan antara mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan CEO Tesla, Elon Musk, semakin memanas. Trump secara implisit menuding perubahan perilaku Musk belakangan ini disebabkan oleh dugaan penyalahgunaan narkoba. Tuduhan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua tokoh tersebut.
Menurut sumber internal Gedung Putih, Trump telah menyampaikan kekhawatiran kepada para pembantunya mengenai kondisi Musk. Ia mempertanyakan apakah tindakan Musk dalam beberapa hari terakhir terkait dengan penggunaan obat-obatan terlarang. Pernyataan ini mengindikasikan adanya spekulasi serius di lingkaran dalam pemerintahan mengenai kesehatan dan stabilitas Musk.
Media lokal juga melaporkan bahwa Trump secara lebih eksplisit menyebut Musk sebagai "pecandu narkoba" dalam percakapan pribadi. Tuduhan ini dilontarkan sebagai upaya untuk menjelaskan perilaku kontroversial Musk yang semakin sering menjadi sorotan publik. Meskipun demikian, Trump menolak memberikan komentar langsung ketika dikonfirmasi mengenai tuduhan tersebut.
Musk sendiri sebelumnya mengakui bahwa ia menggunakan ketamine dalam dosis rendah dan di bawah pengawasan dokter untuk mengatasi masalah suasana hati. Namun, ada laporan yang menyebutkan bahwa penggunaan zat tersebut telah berdampak negatif pada kesehatannya, termasuk masalah pada kandung kemih. Selain itu, Musk juga dikabarkan sering membawa kotak berisi Adderall.
Ketegangan antara Trump dan Musk mencapai puncaknya setelah Musk secara terbuka mengkritik rancangan undang-undang anggaran yang diajukan Trump. Kritik ini menjadi titik balik dalam hubungan keduanya, yang sebelumnya tampak harmonis. Padahal, baru-baru ini Trump memberikan posisi simbolis kepada Musk sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam menekan anggaran pemerintah.
Sebagai tanggapan atas kritik Musk, Trump mengisyaratkan kemungkinan untuk meninjau kembali kontrak-kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk. Ia bahkan menyatakan bahwa Amerika Serikat dapat bertahan tanpa siapa pun, kecuali dirinya sendiri. Pernyataan ini semakin memperjelas keretakan hubungan antara Trump dan Musk, serta potensi dampaknya terhadap bisnis Musk di masa depan.
Konflik antara Trump dan Musk menjadi perhatian publik karena melibatkan dua tokoh berpengaruh di Amerika Serikat. Dampak dari perseteruan ini tidak hanya terbatas pada hubungan pribadi mereka, tetapi juga dapat memengaruhi kebijakan pemerintah dan iklim bisnis di negara tersebut.