Antrean Panjang SPMB Jatim, Emil Dardak Ambil Langkah Antisipasi

Gelombang keluhan mewarnai tahapan awal Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMA/SMK Negeri di Jawa Timur. Para calon peserta didik dan orang tua wali mengeluhkan antrean panjang dan kuota terbatas dalam proses pengambilan Personal Identification Number (PIN) yang menjadi syarat pendaftaran.

Menanggapi situasi tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, angkat bicara. Ia memerintahkan Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur untuk segera mengambil langkah strategis guna mengurai kepadatan antrean. Salah satu solusi yang diambil adalah memperluas cakupan pilihan sekolah bagi calon pendaftar.

"Mulai besok, calon siswa tidak lagi terbatas pada lima sekolah dalam satu rayon, melainkan memiliki pilihan hingga sepuluh sekolah," ujar Emil Dardak di Surabaya, Selasa (10/6/2025).

Langkah ini diharapkan dapat mendistribusikan jumlah pendaftar secara lebih merata di berbagai sekolah. Emil menambahkan, proses redistribusi akan dilakukan jika terdapat ketidakseimbangan jumlah pendaftar antar sekolah. Calon siswa yang mendaftar di sekolah dengan kuota berlebih akan ditawarkan untuk berpindah ke sekolah lain yang masih memiliki kuota.

Selain itu, Emil Dardak juga menekankan pentingnya pelayanan yang optimal bagi seluruh calon peserta didik yang melakukan verifikasi data dan pengambilan PIN. Ia menginstruksikan Dindik Jatim untuk menghindari penolakan peserta dengan alasan kekurangan dokumen. Jika terdapat kekurangan dokumen, sekolah diminta untuk menampung sementara berkas pendaftar dan memberikan kesempatan untuk melengkapi kekurangan tersebut.

"Saya minta, siapapun yang ditolak verifikasinya dan disuruh balik, harus lapor dulu ke koordinator atau penanggung jawabnya dulu case-nya. Taruh dulu di samping, lalu dilihat kalau substantif sekali, tapi kalau tidak maka bisa dilanjut dengan catatan tertentu," tegasnya.

Emil Dardak berharap seluruh pihak terkait dapat mematuhi dan menjalankan proses SPMB sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ia mengakui bahwa sistem yang ada saat ini masih memiliki kekurangan, namun ia mengapresiasi upaya keras seluruh jajaran Dindik Jatim dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para pendaftar.

Sebelumnya, viral di media sosial keluhan mengenai antrean panjang pengambilan PIN SPMB SMA di Surabaya yang dimulai sejak dini hari. Orang tua wali mengaku terpaksa melakukan hal tersebut karena sempat ditolak mengambil PIN akibat kuota yang telah habis.