Aktivis Greta Thunberg Dideportasi Israel Menyusul Pencegatan Kapal Bantuan ke Gaza
Israel mendeportasi aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, ke Prancis, setelah sebelumnya menahan dirinya bersama belasan aktivis lainnya terkait dengan upaya pencegatan kapal Madleen yang berlayar menuju Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan keberangkatan Thunberg melalui platform media sosial X, disertai dengan foto-foto yang menunjukkan dirinya berada di dalam pesawat.
Penahanan dan deportasi ini merupakan buntut dari pencegatan kapal Madleen, yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition, sebuah kelompok aktivis yang berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan simbolis ke Jalur Gaza. Kapal tersebut dicegat oleh Angkatan Laut Israel di perairan internasional dekat Jalur Gaza pada hari Senin, setelah berlayar dari Italia sejak 1 Juni. Kapal kemudian dialihkan ke pelabuhan Ashdod, Israel.
Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Israel, para penumpang kapal Madleen telah dibawa ke bandara Ben Gurion di Tel Aviv untuk dideportasi. Pihak berwenang Israel menyebut kapal Madleen sebagai "selfie yacht" dan para aktivis di dalamnya sebagai "selebriti". Mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi akan dihadapkan ke otoritas peradilan.
Freedom Flotilla Coalition mengkonfirmasi bahwa 12 aktivis di kapal Madleen sedang diproses untuk dipindahkan ke tahanan otoritas Israel dan kemungkinan diizinkan terbang meninggalkan Tel Aviv. Selain Thunberg, di antara para aktivis tersebut terdapat Rima Hassan, seorang anggota Parlemen Eropa asal Prancis, serta dua jurnalis, Omar Fayyad dari Al Jazeera dan Yanis Mhamdi dari publikasi online Blast. Kapal tersebut membawa 12 orang dari tujuh negara, termasuk Prancis dan Turki.
Berikut daftar nama-nama yang ada di kapal tersebut :
- Greta Thunberg
- Rima Hassan
- Omar Fayyad
- Yanis Mhamdi
- dan beberapa aktivis lainnya