Pemanasan Global Picu Penyebaran Bakteri Kebal Antibiotik di Tanah: Ancaman Kesehatan Mengintai

Perubahan iklim, yang seringkali diasosiasikan dengan kenaikan permukaan laut, cuaca ekstrem, dan gelombang panas, ternyata menyimpan ancaman tersembunyi di dalam tanah. Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa pemanasan global mempercepat penyebaran bakteri yang resistan terhadap antibiotik, menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia dan ekosistem.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di Universitas Durham, bekerja sama dengan ahli dari berbagai negara, menemukan korelasi signifikan antara kenaikan suhu global dan peningkatan gen resistensi antibiotik (ARG) serta faktor virulensi dalam komunitas mikroba tanah. Peningkatan suhu memicu lonjakan materi genetik yang membuat bakteri semakin sulit untuk diobati dengan antibiotik konvensional. Gen resistensi ini memungkinkan bakteri untuk bertahan hidup dan berevolusi menjadi galur yang lebih kuat, meningkatkan kemungkinan infeksi yang tidak dapat disembuhkan.

Hubungan Resistensi Antibiotik dan Kesehatan Manusia

Profesor David W. Graham, seorang ahli rekayasa air di Universitas Durham yang berspesialisasi dalam resistensi antibiotik, menjelaskan bahwa sebagian besar patogen yang menyebabkan penyakit menular pada manusia berasal dari lingkungan. Kenaikan suhu memungkinkan bakteri ini untuk bertahan hidup lebih lama dan berevolusi lebih cepat, berpotensi menciptakan patogen baru yang kebal terhadap antibiotik yang ada.

"Peningkatan resistensi di tanah hampir pasti akan menyebabkan peningkatan tingkat infeksi yang tidak dapat diobati pada manusia dan hewan," kata Profesor Graham. Prediksi ini sejalan dengan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2023 yang berjudul Bracing for Superbugs: Strengthening environmental action in the One Health response to antimicrobial resistance. Penelitian ini memberikan bukti konkret untuk mendukung prediksi tersebut.

Dampak Perubahan Iklim pada Komunitas Mikroba

Perubahan iklim dapat merusak upaya yang sedang berlangsung untuk mengendalikan resistensi antibiotik. Jika tanah terus menjadi tempat berkembang biaknya bakteri resistan, sifat-sifat ini dapat dengan mudah menular ke patogen manusia. Pandemi sebelumnya, seperti COVID-19, telah menunjukkan betapa cepatnya patogen dapat berpindah dari lingkungan ke manusia. Jalur yang sama dapat digunakan oleh bakteri yang resistan terhadap antibiotik, menciptakan ancaman baru yang mendesak bagi kesehatan masyarakat.

Transformasi yang terjadi di dalam tanah adalah pengingat bahwa dampak perubahan iklim jauh melampaui apa yang terlihat di permukaan. Respon komprehensif dan terkoordinasi diperlukan untuk mengatasi tantangan kompleks ini dan melindungi kesehatan manusia serta kelestarian lingkungan.