Banjir Gunung Putri: Korban Gigitan Serangga Beracun Dirawat, Evakuasi Terkendala Warga yang Bertahan
Banjir Gunung Putri: Korban Gigitan Serangga Beracun Dirawat, Evakuasi Terkendala Warga yang Bertahan
Bencana banjir yang melanda wilayah Vila Nusa 1, Desa Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Selasa (4/3/2025), menimbulkan korban baru. Selain kerugian materiil dan dampak psikologis akibat terendamnya rumah-rumah warga, seorang warga mengalami kejadian yang memprihatinkan. Seorang ibu tergigit serangga beracun saat proses evakuasi oleh tim relawan SAR. Kondisi korban yang lemas saat ditemukan mengharuskan tim relawan segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. "Korban mengalami gigitan serangga beracun, dan langsung kami rujuk ke rumah sakit," ungkap Ridwan, relawan SAR yang terlibat dalam proses evakuasi, kepada awak media.
Ridwan menambahkan, meskipun dalam kondisi lemas, korban masih menunjukkan kesadaran. Keputusan untuk segera merujuk korban ke rumah sakit diambil untuk mencegah kondisi korban semakin memburuk. "Kami mengutamakan keselamatan korban. Kondisi lemasnya membuat kami khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika penanganan terlambat," jelasnya. Peristiwa ini menjadi catatan penting dalam penanganan bencana banjir, menekankan perlunya kewaspadaan terhadap potensi bahaya lain di luar ancaman utama banjir itu sendiri.
Proses evakuasi warga terdampak banjir di Vila Nusa 1 masih berlangsung hingga Selasa sore. Tim SAR masih menghadapi kendala karena sejumlah warga memilih bertahan di rumah masing-masing meskipun kondisi sudah membahayakan. Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi (Jaro Ade), mengungkapkan alasan di balik keputusan warga yang enggan dievakuasi. "Banyak warga yang enggan meninggalkan rumah karena khawatir barang-barang berharga mereka hilang atau rusak," kata Jaro Ade saat meninjau lokasi bencana.
Selain kasus gigitan serangga beracun, tim SAR juga masih berupaya mengevakuasi warga lain yang dalam kondisi lemas. Salah satu lokasi yang menjadi fokus evakuasi adalah Flamboyan Blok L, di mana terdapat warga yang kondisinya belum diketahui secara pasti. Upaya komunikasi dengan warga yang berada di lokasi tersebut mengalami kesulitan karena nomor telepon yang dihubungi tidak aktif. Tantangan ini menambah kompleksitas operasi evakuasi dan membutuhkan koordinasi yang lebih intensif dari berbagai pihak.
Tim SAR terus berupaya membujuk warga agar mau dievakuasi. Jaro Ade juga menyampaikan bahwa kebutuhan pokok warga yang bertahan di rumah, khususnya makanan, juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses evakuasi dan memastikan keselamatan seluruh warga terdampak banjir.
Kendala Evakuasi: * Warga enggan meninggalkan rumah karena khawatir kehilangan barang berharga. * Komunikasi dengan beberapa warga terdampak sulit dilakukan. * Kondisi beberapa warga yang lemas dan membutuhkan penanganan medis.
Situasi ini menyoroti pentingnya strategi evakuasi yang komprehensif dan memperhatikan aspek psikologis dan kebutuhan dasar warga terdampak. Kerja sama antar lembaga terkait, termasuk relawan, pemerintah daerah, dan aparat keamanan, sangat krusial dalam memastikan keselamatan dan keberlangsungan hidup warga di tengah bencana.