Gejolak Harga Beras Global Ancam Indonesia: Antisipasi Pemerintah Jadi Kunci
Kekhawatiran akan lonjakan harga beras di Indonesia mencuat seiring dengan krisis yang melanda Jepang. Potensi kenaikan harga beras secara global menjadi sorotan utama, terutama jika kondisi di Jepang terus memburuk.
Seorang ahli dari IPB University, Hermanto Siregar, menekankan bahwa krisis beras yang berkepanjangan di negara-negara konsumen seperti Jepang dan Filipina dapat memicu eskalasi harga beras di pasar internasional, termasuk Indonesia. Meskipun demikian, Indonesia saat ini dianggap relatif aman karena memiliki stok beras yang cukup, diperkirakan mencapai 4 juta ton. Selain itu, pemerintah belum melakukan impor beras sejak tahun 2025.
"Jika permintaan di Jepang dan negara konsumen lainnya meningkat, harga beras internasional berpotensi naik," ujar Hermanto. "Namun, selama pasokan dalam negeri mencukupi, kita tidak perlu khawatir. Tetapi, jika kita harus kembali mengimpor seperti beberapa tahun lalu, harga impor yang tinggi akan berdampak pada harga domestik."
Menyikapi situasi ini, Hermanto menyarankan agar pemerintah segera menyalurkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk menstabilkan harga beras yang mulai merangkak naik di beberapa daerah. Langkah ini dianggap penting untuk mengantisipasi dampak negatif dari krisis beras di Jepang.
Data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan bahwa harga beras medium dan premium di tingkat konsumen masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Pada tanggal 10 Juni 2025, harga rata-rata beras medium mencapai Rp13.772 per kilogram, melebihi HET sebesar Rp12.500 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium mencapai Rp15.725 per kilogram, juga melebihi HET sebesar Rp14.900 per kilogram.
"Penyaluran CBP secara efektif, terutama di kota-kota dengan kenaikan harga beras tertinggi, diharapkan dapat segera menurunkan harga beras secara nasional," kata Hermanto.
Di sisi lain, harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terpantau stabil, dengan harga nasional di angka Rp12.582 per kilogram, sedikit di atas HET yaitu Rp12.500 per kilogram.
Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Krisis di Jepang: Krisis beras di Jepang berpotensi memicu kenaikan harga beras global.
- Stok Nasional: Indonesia saat ini memiliki stok beras yang cukup, namun perlu waspada.
- Peran CBP: Penyaluran CBP dianggap penting untuk menstabilkan harga beras di dalam negeri.
- Harga di Pasar: Harga beras medium dan premium masih di atas HET.
- SPHP: Harga beras SPHP terpantau stabil.
Dengan kondisi global yang tidak menentu, langkah antisipasi dari pemerintah menjadi kunci untuk menjaga stabilitas harga beras di Indonesia dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.