Erajaya Swasembada Alami Penurunan Laba Bersih di Kuartal I 2025: Dampak Penundaan Penjualan iPhone 16?
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada kuartal pertama tahun 2025. Laba bersih perusahaan mengalami penurunan signifikan, memicu pertanyaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah keterlambatan peluncuran dan penjualan iPhone 16 di pasar Indonesia.
Menurut laporan keuangan perusahaan, laba bersih Erajaya pada Kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp 212 miliar. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 22,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba bersih mencapai Rp 274 miliar. Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan penjualan bersih (net sales) sebesar 4,6 persen, dari Rp 16,65 triliun pada Kuartal I 2024 menjadi Rp 15,88 triliun pada Kuartal I 2025.
Direktur Erajaya, Patrick Adhiatmadja, menjelaskan bahwa keterlambatan penjualan iPhone 16 menjadi faktor signifikan yang memengaruhi kinerja perusahaan pada kuartal pertama. Meskipun iPhone 16 telah diluncurkan secara global pada 20 September 2024, ketersediaannya di Indonesia baru dimulai pada 11 April 2025. Proses perizinan dan regulasi yang panjang menjadi penyebab utama penundaan ini.
Erajaya telah melakukan pengadaan iPhone 16 sejak akhir Maret 2025, yang berarti biaya modal terkait pengadaan tersebut telah masuk dalam pengeluaran Kuartal I. Namun, pendapatan dari penjualan iPhone 16 baru akan dicatat pada Kuartal II. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara biaya dan pendapatan, yang berdampak negatif pada laba bersih Kuartal I.
Selain faktor iPhone 16, Erajaya juga mengurangi belanja modal (capital expenditure) sebesar 8,7 persen, dari Rp 173 miliar pada Kuartal I 2024 menjadi Rp 158 miliar pada Kuartal I 2025. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi perekonomian global dan lokal yang kurang stabil, yang mendorong perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi toko baru.
Kendati demikian, Patrick Adhiatmadja tetap optimis bahwa kinerja perusahaan akan membaik pada kuartal-kuartal berikutnya. Ia meyakini bahwa masalah keterlambatan penjualan iPhone 16 telah teratasi, dan perusahaan akan dapat memaksimalkan penjualan produk tersebut pada Kuartal II. Selain itu, bisnis retail Erajaya juga menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan, dengan kontribusi sebesar 71,6 persen terhadap total penjualan pada Kuartal I 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi bisnis distribusi yang sebesar 28,4 persen, yang menandakan bahwa investasi di sektor retail mulai memberikan hasil yang positif.
Berikut point penting dalam berita ini:
- Laba bersih Erajaya turun 22,6% pada Kuartal I 2025 menjadi Rp 212 miliar.
- Penjualan bersih juga turun 4,6% menjadi Rp 15,88 triliun.
- Keterlambatan penjualan iPhone 16 menjadi penyebab utama penurunan kinerja.
- Erajaya mengurangi belanja modal sebesar 8,7%.
- Bisnis retail Erajaya tumbuh pesat dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total penjualan.