British Airways Perketat Penggunaan Media Sosial Awak Kabin Demi Keamanan

Maskapai penerbangan British Airways (BA) menerapkan kebijakan baru yang ketat terkait penggunaan media sosial bagi awak kabinnya. Langkah ini diambil sebagai upaya meningkatkan keamanan para karyawan, terutama saat berada di luar tugas penerbangan.

Kebijakan tersebut melarang pramugari dan pilot untuk mempublikasikan informasi mengenai lokasi mereka menginap selama layover melalui platform media sosial. Larangan ini mencakup berbagai jenis konten, mulai dari foto selfie di area hotel seperti kolam renang dan lobi, hingga video persiapan kerja atau yang dikenal dengan "Get Ready With Me". Bahkan, foto pemandangan dari jendela hotel yang sekilas tampak tidak berbahaya pun termasuk dalam cakupan larangan.

Menurut juru bicara British Airways, keselamatan dan keamanan karyawan adalah prioritas utama. Pihak maskapai secara berkelanjutan meninjau dan meningkatkan langkah-langkah keamanan. Kekhawatiran utama yang mendasari kebijakan ini adalah potensi penyalahgunaan informasi lokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Tim keamanan BA meyakini bahwa dengan perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI), alat pelacak lokasi dapat menganalisis detail-detail kecil dalam foto atau video, seperti tanda parkir, pola ubin, atau geometri jendela, untuk mengidentifikasi hotel tempat awak kabin menginap. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk tujuan yang membahayakan keselamatan staf penerbangan.

Kebijakan baru ini mengharuskan awak kabin untuk memeriksa dan menghapus konten terkait hotel yang sebelumnya pernah diunggah ke media sosial. British Airways menegaskan bahwa tujuan dari kebijakan ini bukanlah untuk menghambat karier awak kabin sebagai influencer, melainkan untuk mengurangi potensi risiko keamanan.

Namun, kebijakan ini menuai pro dan kontra di kalangan pengamat penerbangan. Beberapa pihak menilai bahwa larangan ini berlebihan, mengingat lokasi hotel tempat awak kabin menginap seringkali bukan merupakan rahasia. Gary Leff, seorang pakar penerbangan, berpendapat bahwa kru pesawat biasanya tiba di hotel yang sama di setiap kota dengan mengenakan seragam. Pengemudi lokal, penggemar penerbangan, dan bahkan orang-orang yang berniat jahat mungkin sudah mengetahui lokasi-lokasi tersebut. Leff menambahkan bahwa pembatasan ini dapat mengurangi daya tarik profesi awak kabin bagi calon pelamar, karena kebebasan berekspresi di media sosial menjadi semakin terbatas.

Terlepas dari berbagai pendapat, British Airways berpendirian bahwa kebijakan ini merupakan langkah preventif yang penting untuk melindungi keselamatan awak kabinnya di era digital yang semakin canggih.