Jeddah Menjadi Titik Temu Diplomasi: AS dan Ukraina Bahas Strategi Mengakhiri Konflik dengan Rusia

Jeddah Menjadi Titik Temu Diplomasi: AS dan Ukraina Bahas Strategi Mengakhiri Konflik dengan Rusia

Pertemuan tingkat tinggi antara perwakilan Ukraina dan Amerika Serikat di Jeddah, Arab Saudi, pada Selasa (11/3), menandai babak baru dalam upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia. Meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak hadir secara langsung—setelah kunjungan ke negara Teluk tersebut sehari sebelumnya untuk bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman— delegasi tingkat tinggi Ukraina mewakili negaranya. Delegasi tersebut dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha, diikuti oleh Menteri Pertahanan Rustem Umerov, kepala kantor kepresidenan Andrii Yermak dan wakilnya Pavlo Pallisa. Pihak Amerika Serikat diwakili oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan utusan khusus Steve Witkoff, yang memiliki pengalaman dalam negosiasi internasional yang kompleks, termasuk negosiasi Gaza-Israel.

Pertemuan ini terjadi di tengah dinamika geopolitik yang kompleks. Ukraina baru-baru ini menyatakan dukungan terhadap usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk gencatan senjata sebagian, yang berfokus pada penghentian serangan udara dan laut. Usulan ini, yang ditolak oleh Rusia, mencerminkan pencarian solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Selain gencatan senjata, Ukraina juga memprioritaskan pertukaran tahanan dengan Rusia sebagai langkah awal membangun kepercayaan. Sementara itu, Amerika Serikat menekankan pentingnya gencatan senjata yang menyeluruh dan cepat, diikuti oleh pemilihan umum di Ukraina, sebuah agenda yang memerlukan konsensus luas dan kesepakatan dari berbagai pihak yang terlibat dalam konflik.

Konteks pertemuan ini juga diwarnai oleh perubahan signifikan dalam hubungan AS-Ukraina. Setelah pertemuan yang kontroversial di Ruang Oval pada 28 Februari, yang ditandai dengan kritik keras dari Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance terhadap Presiden Zelenskyy, terjadi perubahan signifikan dalam dukungan Amerika Serikat terhadap Ukraina. Laporan menyebutkan penghentian pengiriman senjata dan akses ke informasi intelijen utama. Perubahan signifikan ini menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi dukungan AS terhadap Ukraina dan dampaknya terhadap negosiasi di Jeddah.

Presiden Zelenskyy, melalui platform media sosial X, menyatakan bahwa pembebasan tahanan dan pemulangan anak-anak Ukraina merupakan langkah kunci dalam membangun kepercayaan dan mendukung upaya diplomatik. Pemerintah Ukraina telah lama menuduh Rusia melakukan penculikan ribuan anak sejak dimulainya invasi skala penuh pada Februari 2022. Tuduhan ini diperkuat oleh Surat Perintah Penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin terkait dugaan penculikan anak-anak Ukraina. Rusia, bagaimanapun, membantah tuduhan tersebut, menyebut tindakannya sebagai tindakan evakuasi.

Di sisi lain, Rusia melaporkan serangan besar-besaran dengan pesawat nirawak (drone) Ukraina di sejumlah lokasi, termasuk Moskow. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menembak jatuh 337 drone. Serangan ini, yang belum dikomentari secara resmi oleh Ukraina, menunjukkan eskalasi konflik dan meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, menyebut serangan ini sebagai serangan drone terbesar terhadap ibu kota Rusia hingga saat ini. Laporan mengenai serangan drone juga muncul dari wilayah Kursk, Bryansk, Belgorod, Ryazan, Kaluga, Lipetsk, Orel, Voronezh, dan Nizhny Novgorod, meskipun laporan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Pertemuan di Jeddah, dengan demikian, berlangsung di tengah situasi yang kompleks dan penuh tantangan. Hasil pertemuan ini akan sangat menentukan arah negosiasi masa depan dan upaya internasional untuk menyelesaikan konflik Ukraina-Rusia. Keberhasilan pertemuan ini akan bergantung pada komitmen dan itikad baik dari semua pihak yang terlibat untuk mencapai solusi damai yang berkelanjutan.