Greta Thunberg Kecam Israel Atas Insiden Kapal Gaza: Pelanggaran HAM Disengaja

Aktivis iklim terkemuka, Greta Thunberg, mengecam tindakan Angkatan Laut Israel yang mencegat kapal Madleen yang berupaya mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza. Setelah dideportasi dari Israel dan tiba di Paris, Thunberg menyuarakan pengalaman traumatisnya dan menuduh Israel melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang disengaja.

Thunberg menjelaskan bahwa dirinya dan sejumlah aktivis lainnya ditarik paksa dari perairan internasional dan dibawa ke Israel tanpa persetujuan mereka. Menurutnya, tindakan ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan menambah daftar panjang pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.

"Menculik kami di perairan internasional dan membawa kami ke Israel tanpa persetujuan kami, ini adalah pelanggaran hak asasi manusia yang disengaja lainnya yang ditambahkan ke dalam daftar pelanggaran lain yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan Israel," ujarnya kepada wartawan.

Meski mengalami perlakuan tidak menyenangkan, Thunberg menekankan bahwa pengalamannya tidak sebanding dengan penderitaan yang dialami warga Palestina di Gaza. Ia menyoroti situasi kemanusiaan yang mengerikan di wilayah tersebut, di mana genosida dan kelaparan sistematis dilaporkan terjadi.

"Ini bukan cerita yang sebenarnya. Cerita yang sebenarnya adalah ada genosida yang terjadi di Gaza dan kelaparan sistematis," tegasnya.

Thunberg mengkritik keras tindakan Israel yang menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang. Misi kapal Madleen, menurutnya, adalah upaya untuk memberikan bantuan dan menunjukkan solidaritas kepada warga Gaza.

Selain mengecam tindakan Israel, Thunberg juga menyayangkan sikap diam dan ketidakpedulian pemerintah di seluruh dunia terhadap situasi di Gaza. Ia merasa dikhianati oleh pemerintah yang seharusnya melindungi hak asasi manusia.

"Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan pengkhianatan yang terjadi setiap hari oleh pemerintah kita sendiri," katanya.

Thunberg menegaskan bahwa dirinya tidak akan berhenti memperjuangkan hak-hak warga Palestina dan menuntut diakhirinya kekejaman yang dilakukan oleh Israel. Ia berjanji untuk terus mengkampanyekan isu ini dan mendesak komunitas internasional untuk bertindak.

"Kami tidak akan berhenti. Kami akan berusaha setiap hari untuk menuntut diakhirinya kekejaman yang dilakukan Israel," pungkasnya.

Dari informasi yang diperoleh, dari 12 orang yang berada di kapal Madleen, lima aktivis asal Perancis ditahan setelah menolak untuk meninggalkan Israel secara sukarela. Sementara Greta Thunberg dideportasi oleh Israel dengan penerbangan komersial menuju Paris.