Kenaikan Harga Gabah Rp6.500/Kg: Bukti Nyata Komitmen Pemerintah terhadap Kesejahteraan Petani
Kenaikan Harga Gabah Rp6.500/Kg: Bukti Nyata Komitmen Pemerintah terhadap Kesejahteraan Petani
Kebijakan pemerintah yang menaikkan Harga Pembelian Gabah Kering Panen (GKP) menjadi Rp6.500 per kilogram (kg) melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) telah memberikan dampak positif bagi petani di Indonesia. Kenaikan ini bukan hanya sekadar angka, melainkan wujud nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan menjamin ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum DPP Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, yang mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Don Muzakir menekankan bahwa kebijakan ini bukanlah janji kosong. Ribuan anggota Tani Merdeka dari lebih dari 200 kabupaten di seluruh Indonesia merasakan langsung manfaatnya. Dengan harga GKP yang lebih tinggi, petani mampu memperoleh pendapatan yang lebih stabil dan memadai. Hal ini berdampak pada peningkatan perekonomian di tingkat desa. Kenaikan harga ini juga dinilai mampu mengurangi kesenjangan harga gabah yang selama ini merugikan petani kecil, serta memberikan rasa aman dan percaya diri bagi mereka untuk terus meningkatkan produktivitas.
Dampak Positif Kebijakan Harga Gabah:
- Peningkatan Pendapatan Petani: Kenaikan harga GKP secara signifikan meningkatkan pendapatan petani, memberikan mereka kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup keluarga.
- Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP): Data menunjukkan peningkatan NTP di berbagai daerah setelah implementasi kebijakan harga baru, yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani secara menyeluruh.
- Ketahanan Pangan Nasional: Kebijakan ini turut menjamin ketersediaan gabah dan beras di pasaran, serta memberikan stabilitas harga yang dibutuhkan untuk ketahanan pangan nasional, terutama menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri.
- Peran Bulog yang Optimal: Perum Bulog berperan penting dalam menyerap gabah petani dengan harga yang telah ditetapkan, memastikan kebijakan tersebut berjalan efektif dan tepat sasaran. Peran Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sebagai Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Bulog juga dinilai turut memastikan hal tersebut.
- Dukungan Input Produksi: Dengan pendapatan yang lebih baik, petani diharapkan mampu meningkatkan investasi pada input produksi pertanian, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan hasil panen di masa mendatang.
Hingga akhir Februari 2025, Bulog telah menyerap lebih dari 190.000 ton gabah setara beras, dari target 3 juta ton untuk tahun ini. Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, memastikan stok beras nasional untuk Ramadhan dan Idul Fitri aman, dengan total cadangan beras mencapai 1,95 juta ton per 27 Februari 2025. Stok tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, memastikan ketersediaan beras di seluruh penjuru negeri.
Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) merupakan komitmen nyata Presiden Prabowo Subianto untuk menyejahterakan petani Indonesia. Pemerintah terus memantau dan memastikan serapan gabah berjalan optimal untuk mencapai tujuan tersebut. Kebijakan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga mendorong peningkatan produksi pertanian dan penguatan ketahanan pangan Indonesia secara berkelanjutan.