Aktivis Greta Thunberg Kembali ke Swedia Setelah Deportasi Israel Akibat Upaya Bantuan ke Gaza
Greta Thunberg Kembali ke Tanah Air Usai Dideportasi Israel
Aktivis iklim terkemuka, Greta Thunberg, telah kembali ke Swedia setelah dideportasi oleh pemerintah Israel. Deportasi ini terjadi setelah Thunberg bersama sejumlah aktivis lainnya berusaha untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza yang saat ini berada di bawah blokade Israel.
Thunberg dan rombongannya dicegat oleh pasukan keamanan Israel saat mereka mencoba mendekati Gaza dengan kapal. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan seruan internasional untuk mengakhiri blokade yang telah berlangsung lama serta memungkinkan akses bantuan kemanusiaan yang lebih besar ke wilayah tersebut.
Setibanya di Stockholm, Thunberg disambut oleh para pendukung yang antusias. Mereka mengibarkan bendera Palestina sebagai bentuk solidaritas dan dukungan atas upaya Thunberg dalam menyuarakan penderitaan warga Gaza. Kehadiran media yang signifikan juga menunjukkan perhatian publik yang besar terhadap isu ini.
Kecaman Terhadap Tindakan Israel
Dalam pernyataan yang dibuat di Paris sebelum kembali ke Swedia, Thunberg mengecam tindakan Israel, menyebutnya sebagai "penculikan". Dia juga menyoroti keprihatinannya atas dugaan pelanggaran hukum internasional dan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel di Gaza. Thunberg secara khusus menuduh Israel melakukan "genosida sistematis" dan "kelaparan sistematis" terhadap penduduk Gaza.
Tuduhan genosida ini bukan pertama kalinya dilontarkan. Beberapa kelompok hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, sebelumnya telah menuduh Israel melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Namun, pemerintah Israel dengan tegas menolak tuduhan tersebut.
Thunberg menekankan pentingnya tindakan kolektif untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas tindakan mereka dan untuk mengambil tindakan sendiri ketika pemerintah gagal bertindak. Dia menyerukan komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan pada Israel agar mengakhiri blokade Gaza dan menghormati hak-hak warga Palestina.
Pengalaman di Kapal Madleen
Thunberg juga berbagi pengalamannya saat berada di kapal Madleen, mengungkapkan kecemasannya tentang apa yang dia gambarkan sebagai "keheningan selama genosida yang sedang berlangsung". Dia menekankan bahwa ketakutan terbesarnya adalah orang-orang tetap diam di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan.
Kembalinya Thunberg ke Swedia menandai babak baru dalam advokasinya untuk Palestina dan seruannya untuk keadilan dan akuntabilitas. Dia berjanji untuk terus menggunakan platformnya untuk meningkatkan kesadaran tentang situasi di Gaza dan mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk mengambil tindakan yang lebih kuat untuk melindungi hak-hak warga Palestina.