Rupiah Berpotensi Melemah Akibat Optimisme Perundingan AS-China
Rupiah Tertekan Sentimen Perundingan AS-China
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi akan mengalami tekanan dan cenderung melemah pada perdagangan hari ini. Optimisme pasar terhadap hasil perundingan antara Amerika Serikat dan China menjadi faktor utama yang memicu potensi pelemahan tersebut.
Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menjelaskan bahwa indeks dolar AS sempat mengalami kenaikan, meskipun kemudian sedikit terkoreksi. Investor saat ini fokus pada perkembangan negosiasi perdagangan antara AS dan China yang memasuki hari kedua. Data ketenagakerjaan Inggris yang kurang menggembirakan juga turut memengaruhi penguatan dolar AS terhadap poundsterling, meningkatkan spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga oleh Bank of England (BoE).
Pada perdagangan sebelumnya, nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif, berada dalam rentang Rp 16.268 hingga Rp 16.284 per dolar AS, dan ditutup dengan penguatan tipis sebesar 0,01 persen di level Rp 16.273 per dolar AS. Menurut Josua, penguatan ini cenderung terbatas karena investor memilih untuk bersikap hati-hati sembari menunggu perkembangan lebih lanjut dari perundingan dagang antara AS dan China.
Josua memperkirakan bahwa hari ini rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.225 hingga Rp 16.350 per dolar AS.
Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar 34,53 triliun dolar AS pada sesi sebelumnya, lebih rendah dibandingkan sesi sebelumnya yang mencapai 47,48 triliun dolar AS. Namun demikian, investor asing terus menunjukkan minat terhadap obligasi rupiah, dengan peningkatan kepemilikan sebesar Rp 4,85 triliun menjadi Rp 928 triliun pada tanggal 5 Juni 2025, atau 14,56 persen dari total yang beredar.
Pemerintah juga berhasil menerbitkan obligasi syariah (SBSN) senilai Rp 10 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 36,89 triliun.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyampaikan pandangan serupa bahwa rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas terhadap dolar AS. Rebound dolar AS dipicu oleh antisipasi investor terhadap hasil positif dari pembicaraan tarif antara China dan AS.
Di sisi lain, Lukman menambahkan bahwa aliran modal asing di pasar modal masih memberikan dukungan terhadap rupiah, meskipun dolar AS cenderung menguat dalam beberapa hari terakhir akibat sentimen trade talk China-AS. Lukman memperkirakan pergerakan rupiah hari ini berada dalam kisaran Rp 16.200-Rp 16.300.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.09 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.271,5 per dolar AS, menguat tipis 3,5 poin (0,02 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 16.275 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Jisdor menunjukkan nilai tukar rupiah pada Selasa (10/6/2025) berada di level Rp 16.276 per dolar AS, menguat dibandingkan posisi sebelumnya di level Rp 16.277 per dolar AS.