Kehilangan iPhone di Pesawat Garuda, DPR Soroti Integritas SDM dan Kepercayaan Penumpang
Insiden Kehilangan iPhone di Penerbangan Garuda, DPR Angkat Bicara
Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, baru-baru ini menyampaikan kritik tajam terhadap maskapai Garuda Indonesia terkait insiden hilangnya sebuah iPhone milik penumpang dalam penerbangan GA 716 rute Jakarta-Melbourne. Mufti menilai kejadian ini sebagai sebuah kegagalan serius dalam menjaga kepercayaan penumpang dan menjamin keamanan barang bawaan mereka.
"Hilangnya barang milik penumpang bukan hanya kerugian materi, tetapi juga meruntuhkan rasa aman dan kepercayaan yang seharusnya dijamin oleh maskapai," tegas Mufti.
Lebih lanjut, Mufti menyoroti kemungkinan adanya masalah integritas dalam sumber daya manusia (SDM) Garuda Indonesia. Dugaan bahwa ponsel yang hilang tersebut sempat terlacak di lokasi penginapan awak pesawat menimbulkan pertanyaan serius tentang budaya kerja di maskapai tersebut. Mufti bahkan menyebut masalah ini sudah kronis dan menyerupai "kanker", bukan hanya merugikan secara finansial tetapi juga merusak integritas SDM.
"Jika benar iPhone itu terlacak di hotel tempat kru menginap lalu dibuang, itu artinya budaya kerja di Garuda sudah sangat kronis," imbuhnya.
Sorotan Terhadap Kondisi Keuangan dan Integritas Garuda Indonesia
Mufti juga menyinggung kondisi keuangan Garuda Indonesia yang masih bergantung pada suntikan dana dari pemerintah. Menurutnya, meskipun telah menerima bantuan pendanaan yang signifikan, maskapai plat merah tersebut belum menunjukkan perbaikan mendasar, terutama dalam hal keamanan barang penumpang. Mufti mempertanyakan bagaimana masyarakat dapat percaya pada kebangkitan Garuda jika integritas SDM-nya masih diragukan. Kasus kehilangan barang penumpang dinilai sering terjadi dan menjadi bukti kegagalan dalam meningkatkan pelayanan dan integritas perusahaan.
"Bagaimana masyarakat bisa percaya Garuda bisa bangkit, kalau integritas SDM-nya saja dipertanyakan?" tanya Mufti.
Tindakan Garuda Indonesia dan Harapan ke Depan
Menanggapi insiden ini, Garuda Indonesia telah membebastugaskan seluruh awak kabin yang bertugas dalam penerbangan terkait. Direktur Niaga Garuda Indonesia, Ade R Susardi, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk mendukung investigasi yang sedang berlangsung. Investigasi mencakup penelusuran kronologis dugaan kehilangan barang di dalam pesawat. Garuda mengklaim bahwa awak kabin telah menjalankan prosedur standar operasional dan keamanan, serta berkoordinasi dengan otoritas bandara setelah menerima laporan kehilangan.
Perwakilan Garuda di Melbourne juga mendampingi penumpang yang bersangkutan saat melapor ke kepolisian setempat. Garuda berkomitmen untuk terus berkomunikasi dan mendampingi penumpang tersebut dalam menindaklanjuti kejadian ini.
Mufti Anam berharap agar insiden ini menjadi momentum evaluasi bagi Kementerian BUMN dan jajaran direksi Garuda Indonesia untuk memperbaiki kualitas pelayanan, meningkatkan integritas, dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Kegagalan dalam perbaikan mendasar dapat membuat Garuda Indonesia ditinggalkan konsumen dan semakin merugi.
Kasus ini pertama kali diungkap oleh penumpang bernama Michael Tjendara melalui media sosial. Michael menceritakan bahwa iPhone miliknya hilang setelah ia pindah tempat duduk di pesawat Garuda Indonesia rute Jakarta-Melbourne. Setelah mendarat, Michael melacak posisi terakhir ponselnya dan mendapati lokasinya berpindah-pindah, mulai dari area kedatangan Bandara Melbourne hingga sebuah hotel, sebelum akhirnya terlacak di Sungai Yarra.