Memahami Esensi dan Tata Cara Melontar Jumrah dalam Ibadah Haji

Ibadah haji, sebagai salah satu rukun Islam, sarat dengan ritual yang mengandung makna mendalam. Salah satunya adalah melontar jumrah, sebuah amalan yang dilaksanakan pada tanggal 10 hingga 13 Zulhijah. Lebih dari sekadar melempar batu, ritual ini merupakan simbol perlawanan terhadap godaan setan dan peneguhan iman kepada Allah SWT.

Melontar jumrah adalah wujud napak tilas dari kisah Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan Nabi Ismail AS. Kala itu, mereka bertiga diuji oleh setan untuk mengurungkan niat melaksanakan perintah Allah SWT. Dengan keteguhan iman, mereka menolak godaan tersebut dengan melemparinya menggunakan batu. Tindakan inilah yang kemudian diabadikan dalam ritual melontar jumrah.

Tata Cara Melontar Jumrah yang Sesuai Sunnah

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan agar ritual ini sah dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam:

  • Ukuran Kerikil: Gunakan kerikil dengan ukuran sedang, tidak terlalu besar maupun terlalu kecil, idealnya sebesar ruas jari kelingking.
  • Kondisi Kerikil: Terdapat perbedaan pendapat mengenai penggunaan kerikil bekas. Sebagian ulama mengharuskan penggunaan kerikil baru, sementara sebagian lain memperbolehkan kerikil bekas.
  • Jumlah dan Cara Melempar: Setiap lemparan hanya boleh menggunakan satu kerikil. Melempar beberapa kerikil sekaligus hanya akan dihitung sebagai satu lemparan.
  • Tanpa Alat Bantu: Pelemparan harus dilakukan secara manual menggunakan tangan, tanpa bantuan alat pelontar atau sejenisnya.
  • Mengumandangkan Takbir: Setiap kali melempar kerikil, disunnahkan untuk membaca takbir sebagai bentuk dzikir dan pengagungan kepada Allah SWT.
  • Urutan Pelemparan: Pelaksanaan melontar jumrah harus mengikuti urutan yang telah ditetapkan, dimulai dari Jumrah Ula, Wustha, kemudian Aqabah.

Doa-Doa yang Dianjurkan Saat Melontar Jumrah

Selain membaca takbir, terdapat beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca saat melontar jumrah. Doa-doa ini berisi permohonan ampunan, diterimanya amal ibadah haji, dan perlindungan dari godaan setan.

Berikut beberapa contoh doa yang bisa dibaca:

  1. Lafaz Takbir:

    Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar kabiira

    Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya."

  2. Doa Memohon Haji Mabrur:

    Allahummaj'al hajjī hajjān mabruura

    Artinya: "Ya Allah, jadikanlah hajiku ini sebagai haji yang mabrur."

  3. Doa Memohon Perlindungan dari Setan:

    رَغْمًا لِلشَّيَاطِيْنِ وَحِزْبِهِ، اللّهُمَّ اجْعَلْ حَجَى مَبْرُورًا، وَسَعْيًا مَشْكُورًا، وَذَنْبِي مَغْفُوْرًا، اَللَّهُمَّ إِيْمَانًا بِكِتَابِكَ، وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ

    Artinya: "Lemparan ini untuk membinasakan setan dan kelompoknya. Ya Allah, jadikanlah hajiku haji yang mabrur, sa'i yang Engkau syukuri, dan dosaku Engkau ampuni. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu."

  4. Doa Setelah Melontar Jumrah:

    Allahummaj'alhu hajjan mabruuron wa dzanban maghfuuron

    Artinya: "Ya Allah, jadikanlah (amalan melempar jumrah ini) sebagai sarana untuk meraih haji yang mabrur dan dosa yang diampuni."

Dengan memahami makna dan tata cara yang benar, diharapkan ritual melontar jumrah dapat menjadi momentum bagi setiap jemaah haji untuk meningkatkan keimanan, memperkuat ketakwaan, dan menjauhi segala bentuk godaan yang dapat merusak ibadah. Semoga Allah SWT menerima ibadah haji kita dan mengampuni dosa-dosa kita.