RSUD Cut Meutia Intensif Tangani Tiga Bayi Aceh Utara dengan Indikasi Stunting
Kabupaten Aceh Utara tengah menghadapi tantangan serius terkait kesehatan anak. Tiga bayi dari wilayah ini saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) karena diduga mengalami stunting, sebuah kondisi kekurangan gizi kronis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak secara optimal.
Menurut data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara yang dirilis pada Mei 2025, prevalensi stunting di wilayah ini mencapai 3,7 persen, atau sekitar 1.562 jiwa. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 4,8 persen, namun tetap menjadi perhatian utama bagi pemerintah daerah dan tenaga medis.
Dr. Harry Laksamana, Humas RSUCM Aceh Utara, menjelaskan bahwa ketiga bayi tersebut menunjukkan gejala gangguan gizi kronis yang membutuhkan penanganan komprehensif. Tim dokter RSUCM telah berupaya memberikan penanganan terbaik, namun dr. Harry menekankan bahwa penanganan stunting memerlukan pendekatan jangka panjang dan melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan, Puskesmas, kader Posyandu di tingkat desa, serta peran aktif keluarga.
"Prinsipnya, tim dokter RSUCM mampu menangani keluhan kekurangan asupan gizi ini. Namun, ini adalah masalah jangka panjang yang memerlukan pemantauan lanjutan dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan kader Posyandu di tingkat desa,” ungkap Harry. Ia menekankan pentingnya sikap proaktif dari keluarga dalam mempercepat pemulihan anak-anak yang mengalami stunting. "Kami pasti meminta keluarga untuk rajin berkonsultasi ke poli anak,” tambahnya.
RSUCM telah menyiapkan poli gizi dan melibatkan spesialis gizi untuk menangani kasus stunting secara komprehensif. Bahkan, dalam kasus salah satu bayi yang mengalami masalah kulit, RSUCM juga melibatkan dokter spesialis kulit untuk memberikan penanganan yang holistik. Dr. Elli Kusmayati SpA menambahkan bahwa penanganan yang diberikan meliputi pemantauan ketat terhadap asupan protein dan penanganan khusus sesuai dengan kondisi masing-masing bayi.
"Tiga anak yang dirawat ini berusia antara 12 hingga 20 bulan. Jadi, anak-anak ini sudah mengalami infeksi kronis untuk umur bulanan mereka,” kata dr Elli. Ia juga mengingatkan agar keluarga dan orang tua segera berkonsultasi ke dokter untuk memastikan apakah anak mereka mengalami stunting atau tidak.
Dr. Elli juga menekankan pentingnya deteksi dini stunting agar penanganan medis dapat segera dilakukan. Ia mengimbau para orang tua untuk memperhatikan imunisasi dan pola gizi anak secara cermat. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, diharapkan tumbuh kembang anak dapat dioptimalkan dan dampak buruk stunting dapat diminimalkan. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya sinergi antara tenaga medis, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memerangi stunting dan memastikan kesehatan generasi penerus Aceh Utara.