Kemunculan Varian Baru dan Perubahan Iklim Picu Kewaspadaan Covid-19 di Indonesia
Kewaspadaan terhadap Covid-19 kembali mengemuka di Indonesia menyusul peningkatan kasus di beberapa negara Asia. Meskipun belum terjadi lonjakan kasus yang signifikan di dalam negeri, pemerintah terus meningkatkan kesiapsiagaan.
Agung Dwi Wahyu Widodo, seorang pakar Imunologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengidentifikasi tiga faktor utama yang berpotensi memicu peningkatan kasus Covid-19. Faktor-faktor tersebut meliputi:
- Munculnya varian virus baru
- Penurunan kekebalan populasi
- Perubahan perilaku masyarakat pasca-pandemi
Kombinasi dari ketiga faktor ini menciptakan kondisi yang rentan terhadap penyebaran virus. Varian baru yang dimaksud merupakan hasil mutasi dari Omikron, termasuk varian JN.1 dan NB.1.8.1, yang dikenal juga sebagai Nimbus. Varian Nimbus memiliki perbedaan signifikan pada struktur spike-nya dibandingkan dengan varian Omikron sebelumnya.
Selain itu, perubahan cuaca ekstrem juga dinilai berkontribusi terhadap penurunan daya tahan tubuh masyarakat. Musim yang seharusnya panas berubah menjadi dingin dan hujan, menciptakan kondisi ideal bagi penyebaran virus SARS-CoV-2, mirip dengan situasi saat Covid-19 pertama kali menyebar secara global. Penurunan kekebalan tubuh akibat perubahan musim diperparah dengan anggapan masyarakat bahwa Covid-19 sudah tidak ada, sehingga mereka cenderung mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, minimnya pemeriksaan dan pelacakan menyebabkan infeksi Covid-19 seringkali tidak terdeteksi.
Banyak orang yang mengalami batuk atau pilek tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi Covid-19, sehingga memicu munculnya infeksi lubuk yang sulit dikendalikan. Vaksin lama juga dinilai kurang efektif terhadap varian baru seperti Omikron dan Nimbus, yang mampu menghindari sistem kekebalan yang terbentuk oleh vaksin generasi awal. Hal ini menjadi tantangan baru dalam menghadapi penyebaran varian mutakhir. Oleh karena itu, Agung menyarankan agar segera dibuat vaksin baru yang spesifik untuk melawan varian-varian Omikron terkini.
"Kita membutuhkan vaksin baru, sama seperti pada kasus influenza musiman. Vaksin yang diperbarui bisa memberi perlindungan lebih baik,” jelasnya.
Agung mengimbau masyarakat untuk menjaga gaya hidup sehat guna memperkuat imunitas, termasuk konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga sesuai kemampuan, serta menghindari stres. Penerapan protokol kesehatan dasar, seperti memakai masker di tempat umum, juga harus kembali dilakukan.
Meskipun peningkatan kasus Covid-19 saat ini tidak separah sebelumnya, kewaspadaan masyarakat tetap perlu dijaga. Agung mengingatkan bahwa virus ini belum benar-benar hilang dan terus bermutasi menjadi lebih cepat menular, meskipun gejalanya mungkin lebih ringan.
"Kita sudah melewati pandemi sekitar empat tahun lalu. Jadi, kalau ada kenaikan sedikit, itu masih bisa dikatakan wajar. Namun, kita tetap harus waspada karena tidak menutup kemungkinan virus ini belum benar-benar hilang. Ia hanya mengalami mutasi menjadi lebih cepat menular, meski gejalanya lebih ringan,” pungkasnya.