Status Darurat Global Mpox Diperpanjang: Kenali Gejala dan Pencegahannya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali memperpanjang status darurat global untuk penyakit Mpox atau yang sebelumnya dikenal dengan cacar monyet. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil pertemuan Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional pada 5 Juni 2025, dan diumumkan pada 9 Juni 2025. Status darurat ini akan berlaku hingga 20 Agustus 2025.

Perpanjangan status darurat global ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk adanya penularan komunitas yang berkelanjutan di beberapa negara serta kasus sporadis Mpox klade I yang terkait dengan perjalanan internasional. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat, hingga 2 Juni 2025, sejumlah negara melaporkan kasus Mpox klade I terkait perjalanan, diantaranya Angola, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Irlandia, Oman, Pakistan, Qatar, Afrika Selatan, Swedia, Swiss, Thailand, Uni Emirat Arab, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Zimbabwe. Selain itu, penyebaran Mpox klade II juga semakin meluas secara global, menyebabkan lebih dari 100.000 kasus di 122 negara, termasuk di 115 negara yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penularan Mpox. Wabah ini disebabkan oleh penularan subklade IIb yang sporadis.

Mengingat situasi ini, penting bagi masyarakat untuk memahami gejala Mpox dan langkah-langkah pencegahannya.

Gejala Mpox

Mpox umumnya menunjukkan gejala dalam kurun waktu satu hingga tiga minggu setelah terpapar virus. Masa inkubasi ini bervariasi antara 1 hingga 21 hari. Gejala penyakit ini biasanya berlangsung selama 2 hingga 4 minggu, namun dapat berlangsung lebih lama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Gejala umum Mpox meliputi:

  • Ruam
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Kelelahan atau lemas
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Ruam seringkali menjadi gejala pertama yang muncul, meskipun pada beberapa kasus, demam, nyeri otot, atau sakit tenggorokan dapat muncul terlebih dahulu. Ruam Mpox awalnya berupa luka datar yang kemudian berkembang menjadi lepuh berisi cairan. Lepuh ini dapat terasa gatal atau nyeri. Ruam biasanya muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Ruam juga dapat muncul di area lain seperti alat kelamin. Saat ruam sembuh, lesi akan mengering, mengeras, dan mengelupas. Jumlah lesi dapat bervariasi dari satu hingga ratusan, dan dapat menyebar di seluruh tubuh, termasuk area dubur. Beberapa penderita juga mengalami pembengkakan yang menyakitkan pada rektum (proktitis), nyeri saat buang air kecil (disuria), atau kesulitan menelan.

Orang yang terinfeksi Mpox dapat menularkan penyakit ini hingga semua luka sembuh dan terbentuk lapisan kulit baru. Penting untuk dicatat bahwa beberapa orang dapat terinfeksi tanpa menunjukkan gejala sama sekali. Kondisi ini dapat menjadi lebih berbahaya karena sulit dideteksi dan diwaspadai penularannya. Bahkan, penderita Mpox tanpa gejala dilaporkan tetap dapat menularkan penyakit kepada orang lain.

Diagnosis Mpox

Diagnosis Mpox dapat menjadi tantangan karena gejalanya mirip dengan penyakit lain seperti cacar air, campak, infeksi bakteri pada kulit, kudis, herpes, sifilis, infeksi menular seksual lainnya, dan alergi obat. Seseorang yang terinfeksi Mpox juga dapat mengalami infeksi menular seksual lainnya pada saat yang sama, seperti sifilis atau herpes. Pada anak-anak, Mpox mungkin sulit dibedakan dari cacar air. Untuk mendiagnosis Mpox, petugas kesehatan akan mengambil sampel dari dua hingga tiga lesi dan mengirimkannya ke laboratorium untuk pengujian PCR (reaksi berantai polimerase). Tes darah juga dapat dilakukan. Jika Anda mencurigai telah terpapar Mpox, segera konsultasikan dengan dokter atau petugas medis.

Pencegahan Mpox

Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko terinfeksi Mpox, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Vaksinasi sebaiknya dilakukan sebelum terpapar atau sesegera mungkin setelah terpapar virus. Selain vaksinasi, Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan langkah-langkah pencegahan berikut:

  • Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir atau gunakan hand sanitizer.
  • Bersihkan permukaan benda yang sering disentuh dengan disinfektan.
  • Gunakan masker saat berada di luar ruangan atau di ruang publik.
  • Masak daging hingga matang untuk mencegah kontaminasi virus.
  • Hindari kontak langsung dengan hewan yang sakit atau mati mendadak, serta orang yang menunjukkan gejala Mpox.
  • Hindari perilaku seksual berisiko, seperti berganti-ganti pasangan atau tidak menggunakan kondom.
  • Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat penderita Mpox.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, diharapkan penularan Mpox dapat ditekan, terutama dalam situasi status darurat global yang masih diberlakukan oleh WHO.