Bank Dunia Pesimis: Ekonomi Global Terancam Perlambatan Terparah dalam Enam Dekade Terakhir

Prospek Suram Ekonomi Global: Bank Dunia Menyoroti Dampak Perang Dagang

Bank Dunia baru-baru ini mengeluarkan peringatan serius mengenai kondisi ekonomi global. Lembaga keuangan internasional ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia berada di jalur menuju titik terlemahnya sejak tahun 1960-an. Pemicu utama dari kemerosotan ini adalah eskalasi perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif impor yang agresif.

Laporan terbaru Bank Dunia memproyeksikan bahwa serangkaian tarif baru yang diterapkan akan memangkas pertumbuhan ekonomi global ke level terendah sejak krisis keuangan tahun 2008. Meskipun Bank Dunia tidak memprediksi resesi global yang disebabkan oleh kebijakan tersebut, proyeksi pertumbuhan global rata-rata dalam tujuh tahun pertama dekade 2020-an akan menjadi yang paling lambat dalam sejarah, setidaknya sejak tahun 1960-an.

Bank Dunia telah merevisi turun ekspektasinya untuk pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 2,3 persen, dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,7 persen pada Januari 2025. Revisi ini didasarkan pada asumsi bahwa tarif di seluruh dunia akan tetap pada tingkat yang berlaku pada akhir Mei 2025. Proyeksi tersebut menempatkan ekonomi dunia pada jalur pertumbuhan terlemahnya dalam 17 tahun terakhir, tidak termasuk dua resesi global pada tahun 2008 dan 2020.

Dampak Perang Dagang dan Faktor Lainnya

Menurut Bank Dunia, kenaikan tajam tarif dan ketidakpastian yang ditimbulkannya berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan yang meluas dan memburuknya prospek di sebagian besar ekonomi dunia. Ketidakpastian akibat ketegangan perdagangan yang meningkat telah mendorong Bank Dunia untuk memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk hampir 70 persen negara di seluruh dunia, di semua wilayah dan kelompok pendapatan.

Selain perang dagang, perlambatan yang diantisipasi di negara-negara berkembang juga akan dipengaruhi oleh tren jangka panjang, seperti tingkat utang pemerintah yang membengkak. Hal ini semakin memperburuk prospek ekonomi global secara keseluruhan.

Fitch Ratings, lembaga pemeringkat kredit global, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Mereka menurunkan prospek obligasi pemerintah global tahun ini dari status "netral" menjadi "memburuk," dengan alasan dampak kenaikan tarif dan ketidakpastian kebijakan perdagangan. Dalam laporannya, Fitch Ratings menyatakan bahwa meningkatnya perang dagang global, ketidakpastian atas titik akhir tarif, dan dampaknya terhadap volume perdagangan global, rantai pasokan, investasi, dan hubungan internasional merupakan guncangan ekonomi global yang sangat merugikan.

Kebijakan tarif yang diterapkan telah menimbulkan dampak signifikan pada mitra dagang dan barang-barang utama. Kecuali kesepakatan dapat dicapai dengan negara-negara mitra dagang, serangkaian tarif resiprokal yang sangat tinggi akan mulai berlaku pada tanggal 9 Juli 2025.

Berikut poin penting dalam berita ini:

  • Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan menjadi yang terlemah sejak 1960-an.
  • Perang dagang akibat tarif impor menjadi faktor utama yang membebani ekonomi global.
  • Bank Dunia menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 2,3 persen.
  • Fitch Ratings menurunkan prospek obligasi pemerintah global karena dampak kenaikan tarif.