Nasib Sritex di Tangan BUMN: Beberapa Kandidat Berminat Akuisisi

Nasib Sritex di Tangan BUMN: Beberapa Kandidat Berminat Akuisisi

Menaker Yassierli Laoly mengonfirmasi adanya beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berpotensi mengakuisisi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil raksasa yang dinyatakan pailit pada Oktober 2024 dan menghentikan seluruh operasional pabriknya pada 1 Maret 2025. Meskipun begitu, Menteri Ketenagakerjaan tersebut enggan menyebutkan secara spesifik BUMN mana saja yang menjadi kandidat tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan Menaker Laoly di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025). Ia menekankan bahwa proses akuisisi sepenuhnya berada di bawah wewenang kurator, yang bertanggung jawab atas negosiasi dan pengambilalihan aset Sritex.

"Proses ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kurator," tegas Menaker Laoly, sembari menambahkan bahwa informasi mengenai kandidat BUMN yang berminat sudah sampai ke telinganya. Keengganan Menaker Laoly untuk menyingkap identitas BUMN tersebut dimaklumi mengingat sensitivitas proses akuisisi dan negosiasi yang tengah berlangsung. Informasi yang beredar di publik sejauh ini masih bersifat spekulatif dan membutuhkan konfirmasi resmi dari pihak-pihak yang berwenang.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Royke Tumilaar, juga memberikan sinyalemen yang mengisyaratkan perihal rencana akuisisi Sritex oleh salah satu BUMN. Dalam wawancara di Menara Danareksa, Jakarta, Senin (10/3/2025), Tumilaar mengakui telah mendengar kabar tersebut, namun enggan berkomentar lebih lanjut. Meskipun demikian, Tumilaar menyatakan harapannya agar perusahaan tersebut dapat kembali beroperasi, mengingat dampak positif yang akan dirasakan oleh para kreditor dan stakeholders terkait.

"Kita tunggu saja perkembangannya," ujar Tumilaar. "Jika Sritex dapat kembali beroperasi, itu akan menjadi kabar baik bagi semua pihak. Daripada perusahaan ini mati total, lebih baik jika bisa hidup kembali." Pernyataan Tumilaar ini semakin menguatkan dugaan bahwa rencana penyelamatan Sritex melalui akuisisi BUMN telah memasuki tahap perencanaan serius.

Proses akuisisi Sritex oleh BUMN menjadi sorotan publik karena potensi dampaknya terhadap perekonomian nasional, khususnya sektor tekstil dan ketenagakerjaan. Sritex, sebagai salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, mempekerjakan ribuan karyawan. Keberhasilan akuisisi dan upaya restrukturisasi perusahaan akan menentukan nasib ribuan pekerja yang terdampak pailitnya Sritex. Oleh karena itu, transparansi dan kejelasan informasi dari pihak terkait sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memberikan kepastian bagi para pemangku kepentingan.

Langkah pemerintah melalui BUMN untuk menyelamatkan Sritex juga dilihat sebagai upaya untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional dan melindungi kepentingan para pekerja. Proses selanjutnya akan diawasi secara ketat oleh pemerintah, kurator, dan para pihak terkait untuk memastikan proses akuisisi berjalan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Keberhasilan akuisisi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi penanganan perusahaan-perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan serupa di masa mendatang.

Proses akuisisi ini juga akan menjadi ujian bagi kemampuan BUMN dalam melakukan restrukturisasi dan manajemen perusahaan yang tengah menghadapi kesulitan keuangan. Sukses atau gagalnya akuisisi ini akan menjadi tolak ukur kemampuan BUMN dalam menjalankan peran strategisnya dalam perekonomian nasional.