Penjualan Motor Tertekan, AISI Pertimbangkan Penyesuaian Target 2025

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tengah mencermati dinamika pasar sepeda motor domestik yang belum menunjukkan pemulihan signifikan di awal tahun 2025. Meskipun terjadi peningkatan penjualan pada bulan Mei, secara keseluruhan industri masih menghadapi tantangan yang cukup berat, mendorong asosiasi untuk mempertimbangkan revisi target penjualan tahunan.

Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI, menyampaikan bahwa apabila penurunan penjualan masih berada di kisaran 2 hingga 3 persen, pihaknya belum akan melakukan perubahan target. Namun, perkembangan pasar akan terus dievaluasi dalam tiga bulan ke depan, dengan potensi revisi target pada sekitar bulan Agustus.

Sebelumnya, AISI menetapkan target penjualan sepeda motor nasional antara 6,4 juta hingga 6,7 juta unit untuk tahun 2025. Akan tetapi, realisasi penjualan hingga bulan Mei baru mencapai 2.595.303 unit, menunjukkan penurunan sebesar 2,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan 2.659.896 unit.

Penjualan pada bulan Mei 2025 memperlihatkan perbaikan dibandingkan bulan April. Data dari AISI menunjukkan bahwa volume penjualan domestik mencapai 505.350 unit, meningkat signifikan sebesar 24,2 persen dibandingkan dengan 406.691 unit yang tercatat pada bulan April. Kendati demikian, jika dibandingkan dengan bulan Mei 2024, penjualan pada bulan lalu mengalami penurunan tipis sebesar 0,06 persen.

Sigit menekankan bahwa meskipun terjadi lonjakan penjualan bulanan, kondisi pasar secara umum masih belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kuat. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap situasi ini adalah penurunan penjualan melalui skema kredit, yang selama ini menjadi tulang punggung pembelian sepeda motor di Indonesia, dengan kontribusi sekitar 60 hingga 70 persen dari total penjualan.

"Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh penurunan daya beli, tetapi juga oleh penurunan kualitas kelayakan konsumen dalam mengakses kredit," ujar Sigit. Ia menjelaskan bahwa banyak calon pembeli yang gagal memenuhi persyaratan verifikasi oleh perusahaan pembiayaan karena berbagai alasan, seperti memiliki pinjaman lain yang masih berjalan, riwayat kredit yang kurang baik, atau tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan.

Selain tantangan dari sisi pembiayaan, penerapan kebijakan opsen pajak kendaraan bermotor di beberapa daerah juga turut memberikan tekanan terhadap permintaan sepeda motor.

"Daerah yang menerapkan opsen pajak merasakan dampak yang signifikan. Bahkan di daerah yang tidak menaikkan pajak, tetap terjadi penurunan, meskipun tidak separah di daerah yang terkena opsen," imbuh Sigit.

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi pasar motor saat ini:

  • Penurunan Penjualan Kredit: Kontribusi penjualan kredit terhadap total penjualan motor menurun.
  • Kualitas Kelayakan Kredit: Banyak calon pembeli gagal memenuhi syarat kredit.
  • Opsen Pajak: Penerapan opsen pajak di beberapa daerah menekan permintaan.
  • Daya Beli: Daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya turut mempengaruhi penjualan.

AISI akan terus memantau perkembangan pasar dan berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencari solusi yang konstruktif dalam menghadapi tantangan yang ada.