Grab Himpun Dana Rp 20 Triliun Melalui Obligasi Konversi, Sinyal Akuisisi GoTo Meragukan?

Grab Holdings Ltd. berencana menerbitkan obligasi konversi dengan nilai mencapai 1,25 miliar dollar AS, atau setara dengan sekitar Rp 20,3 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.267 per dollar AS). Langkah ini memicu spekulasi mengenai tujuan penggunaan dana tersebut, terutama di tengah isu akuisisi terhadap GoTo Group yang kembali mencuat.

Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip pada Rabu (11/6/2025), penerbitan obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2030 ini, salah satunya ditujukan untuk memperkuat kas perusahaan. Obligasi ini menawarkan kupon sebesar 0,5 persen per tahun, yang akan dibayarkan setiap enam bulan sekali. Selain kemungkinan akuisisi, Grab juga mengindikasikan rencana pembelian kembali saham (buyback). Hingga akhir Maret 2025, perusahaan masih memiliki sisa dana sebesar 274 juta dollar AS yang dialokasikan untuk program buyback saham.

Transaksi obligasi konversi yang dilakukan Grab ini tercatat sebagai yang terbesar di Asia dengan denominasi dollar AS, sejak transaksi Ping An senilai 3,5 miliar dollar AS pada Juli 2024. Secara global, ini merupakan penerbitan obligasi terbesar oleh perusahaan non-China sejak SK Hynix, produsen chip asal Korea Selatan, menerbitkan obligasi senilai 1,7 miliar dollar AS pada tahun 2023.

Spekulasi mengenai akuisisi GoTo kembali menghangat, meskipun Grab memberi sinyal bahwa rencana akuisisi senilai 7 miliar dollar AS tersebut kemungkinan akan ditunda atau bahkan dibatalkan. Isu merger antara Grab dan GoTo sebenarnya telah beredar selama bertahun-tahun, namun belum pernah terealisasi. Salah satu kendala utama adalah kekhawatiran terkait potensi praktik antimonopoli yang mungkin timbul akibat penggabungan dua pemain dominan di pasar Asia Tenggara.

Dalam pernyataan resminya, Grab menegaskan bahwa saat ini tidak ada diskusi yang sedang berlangsung dengan GoTo, dan belum ada perjanjian definitif yang ditandatangani. Grab juga menekankan pentingnya Indonesia dalam operasional perusahaan, dengan komitmen untuk terus melayani pelanggan, mitra pengemudi, dan pedagang di Indonesia.

Performa saham Grab menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 41 persen dalam 12 bulan terakhir, didorong oleh peningkatan profitabilitas. Meskipun demikian, nilai saham perusahaan masih berada di bawah level saat pertama kali tercatat di New York pada akhir tahun 2021, dengan penurunan lebih dari 50 persen.