WFA Diprediksi Pengaruhi Pola Arus Mudik Lebaran 2025, Kemenhub Antisipasi Lonjakan

WFA Diprediksi Pengaruhi Pola Arus Mudik Lebaran 2025, Kemenhub Antisipasi Lonjakan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mewaspadai potensi perubahan pola arus mudik Lebaran 2025 akibat kebijakan work from anywhere (WFA) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Berdasarkan prediksi, kebijakan WFA berpotensi memicu lonjakan mobilitas masyarakat pada hari kerja terakhir sebelum masa WFA diberlakukan, yaitu tanggal 21 Maret 2025 (H-10 Lebaran). Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, mengungkapkan kekhawatirannya terkait potensi peningkatan volume pemudik pada tanggal tersebut dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI, Selasa (11/3/2025).

"Kami memprediksi akan terjadi peningkatan signifikan arus mudik pada Jumat, 21 Maret, karena menjadi hari kerja terakhir sebelum masa WFA yang berlangsung pada 24-27 Maret," jelas Menteri Dudy. Hal ini berbeda dengan prediksi sebelumnya yang menunjukkan puncak arus mudik terjadi pada H-3 Lebaran. Survei angkutan Lebaran 2025 menunjukkan peningkatan mobilitas yang signifikan pada 25 Maret (H-6) hingga mencapai puncaknya pada 28 Maret (H-3), dengan perkiraan 11,5 persen pergerakan masyarakat atau sekitar 16,8 juta pemudik. Implementasi WFA diharapkan dapat mendistribusikan pergerakan masyarakat sehingga tidak terkonsentrasi pada H-3 Lebaran. "Target kami dengan adanya WFA, pergerakan masyarakat akan lebih merata dan sebanding dengan tahun-tahun sebelumnya," tambah Menteri Dudy.

Namun, antisipasi tetap diperlukan. Meskipun WFA diharapkan dapat meratakan arus mudik, Kemenhub tetap bersiap menghadapi potensi peningkatan volume kendaraan dan penumpang. Langkah-langkah antisipasi dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait terus dilakukan untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan penerapan WFA pada periode arus balik untuk mengurangi potensi kepadatan di jalan raya dan jalur transportasi lainnya.

Untuk arus balik, Kemenhub memprediksi puncaknya akan terjadi pada 6 April (H+5) berdasarkan data historis 2023-2024. Namun, tanpa adanya kepastian penerapan WFA pada periode arus balik, potensi lonjakan jumlah pemudik yang kembali cukup signifikan, diperkirakan mencapai 21,5 persen pergerakan masyarakat atau sekitar 31,4 juta orang. "Koordinasi dengan kementerian terkait untuk penerapan WFA pada arus balik terus kami upayakan," tegas Menteri Dudy. Secara keseluruhan, potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025 diperkirakan mencapai 52 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 146,48 juta orang, dengan Provinsi Jawa Tengah sebagai tujuan perjalanan terbanyak (25 persen).

Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada tanggal 28-30 Maret 2025, sedangkan puncak arus balik diperkirakan pada tanggal 5-7 April 2025. Kemenhub akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kelancaran dan keselamatan transportasi selama periode mudik dan balik Lebaran 2025. Langkah-langkah strategis, termasuk peningkatan kapasitas transportasi dan penyediaan layanan informasi yang akurat, akan terus dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Prediksi lonjakan pemudik pada 21 Maret 2025 (H-10) akibat kebijakan WFA.
  • Survei menunjukkan puncak arus mudik pada 28 Maret 2025 (H-3) dan puncak arus balik pada 6 April 2025 (H+5).
  • Upaya pemerintah untuk meratakan distribusi pemudik dengan kebijakan WFA.
  • Koordinasi antar kementerian untuk penerapan WFA pada arus balik.
  • Potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2025 mencapai 146,48 juta orang.
  • Jawa Tengah diprediksi menjadi tujuan terbanyak pemudik.