Optimisme Swasembada Jagung Nasional Meningkat Seiring Proyeksi Panen Raya 2025

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memproyeksikan produksi jagung nasional pada periode Januari hingga Juli 2025 akan melampaui kebutuhan domestik, memicu optimisme terhadap swasembada jagung di Indonesia.

Proyeksi Bapanas didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan potensi produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% (JPK KA 14%) mencapai 9,45 juta ton pada periode tersebut. Angka ini mencerminkan peningkatan signifikan sebesar 11,08% dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun 2024.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan rasa syukur atas peningkatan produksi jagung dalam negeri. Ia menekankan bahwa peningkatan ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, tidak hanya sekadar mencapai swasembada.

Analisis Bapanas memperhitungkan potensi kehilangan atau tercecernya jagung sebesar 4,62% dari total produksi. Dengan demikian, produksi bersih jagung pada periode Januari-Juli 2025 diperkirakan mencapai 9,01 juta ton.

Berdasarkan proyeksi neraca jagung per 2 Juni 2025, kebutuhan konsumsi jagung bulanan diperkirakan mencapai 8,63 juta ton. Dengan produksi bersih sebesar 9,01 juta ton, terdapat surplus sekitar 380 ribu ton. Surplus ini membuka peluang untuk ekspor atau menambah stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Melimpahnya produksi jagung menuntut pemerintah untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani. Pemerintah berupaya menjaga nilai tukar petani agar tidak merosot.

Salah satu upaya yang dilakukan Bapanas adalah memfasilitasi penyaluran jagung dari petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) ke peternak unggas di luar NTB melalui skema business to business (B2B). Realisasi program ini hingga 9 Juni 2025 telah mencapai 1.861 ton.

Inisiatif ini bertujuan memperkuat rantai pasok jagung nasional, memastikan daerah surplus dapat membantu memenuhi kebutuhan daerah lain. Bapanas menekankan pentingnya menjaga keterjangkauan pangan melalui pola B2B yang terbukti efektif menjaga pasokan bahan baku pakan dan menekan fluktuasi harga di tingkat konsumen.

Data Panel Harga Pangan menunjukkan tren kenaikan harga jagung pipilan kering di tingkat produsen secara nasional. Rata-rata harga pada awal Mei tercatat Rp 4.769/kg, dan meningkat menjadi Rp 4.888/kg pada 9 Juni. Kenaikan ini memberikan angin segar bagi petani jagung.

Daftar Upaya Pemerintah Menjaga Harga Jagung

  • Memfasilitasi penyaluran jagung dari petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) ke peternak unggas di luar NTB melalui skema business to business (B2B)
  • Memperkuat rantai pasok jagung nasional, memastikan daerah surplus dapat membantu memenuhi kebutuhan daerah lain
  • Menjaga keterjangkauan pangan melalui pola B2B yang terbukti efektif menjaga pasokan bahan baku pakan dan menekan fluktuasi harga di tingkat konsumen.