Silaturahmi Digital: Alternatif atau Pengganti Hubungan Langsung?
Silaturahmi Digital: Alternatif atau Pengganti Hubungan Langsung?
Dalam konteks masyarakat modern yang serba cepat dan terhubung secara digital, silaturahmi—ikatan sosial yang dianjurkan dalam ajaran Islam—mengalami transformasi. Munculnya berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan instan menawarkan alternatif baru untuk menjalin komunikasi dan mempererat hubungan. Namun, seberapa efektifkah silaturahmi daring ini dalam menggantikan esensi pertemuan langsung?
H. Muhammad Faiz, Lc, MA., anggota Dewan Pengawas Syariah BTN, menjelaskan pentingnya memahami nuansa silaturahmi. Beliau mengutip hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan keutamaan silaturahmi dalam meluaskan rezeki dan memanjangkan umur. Meskipun teknologi menawarkan kemudahan dalam menjalin silaturahmi, Gus Faiz menekankan bahwa media digital hanyalah implementasi dari konsep silaturahmi, bukan esensinya. Silaturahmi, pada hakikatnya, merupakan interaksi sosial yang mendalam, melibatkan aspek emosional dan spiritual yang sulit direplikasi sepenuhnya melalui layar.
Beliau menyinggung wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW, yang tidak hanya menjelaskan penciptaan manusia secara biologis, tetapi juga menekankan sifat sosial manusia. Pandemik COVID-19 menjadi contoh nyata bagaimana teknologi, khususnya media sosial, berperan sebagai alternatif komunikasi saat interaksi fisik terbatas. Namun, Gus Faiz menegaskan, teknologi, sebagaimana canggih pun, tidak mampu sepenuhnya menggantikan kepuasan rohani yang diperoleh dari silaturahmi tatap muka.
Lebih lanjut, Gus Faiz menjelaskan bahwa silaturahmi daring dapat diterima sebagai pilihan ketika jarak fisik menjadi penghalang, baik karena kendala finansial maupun akses transportasi. Namun, ketika memungkinkan, silaturahmi fisik tetap menjadi pilihan utama. Beliau juga mengutip pepatah Arab yang bermakna bahwa apa yang terlihat dan terdengar belum tentu merepresentasikan realita sepenuhnya. Komunikasi daring, dengan segala keterbatasannya, berpotensi mengaburkan nuansa komunikasi yang sebenarnya. Ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan kehangatan interaksi langsung sulit ditiru melalui media digital.
Ketua Umum MUI DKI Jakarta ini menyimpulkan, meskipun media sosial dapat menjadi jembatan untuk menjalin silaturahmi, pertemuan fisik tetap memberikan empati dan hubungan yang lebih mendalam. Empati dan kehangatan yang terjalin dalam pertemuan langsung tak tergantikan oleh sekadar pesan singkat atau video call. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan pemanfaatan teknologi dengan prioritas utama untuk tetap menjalin hubungan sosial secara langsung, sehingga esensi silaturahmi tetap terjaga dan manfaatnya dapat dirasakan secara utuh.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan terkait silaturahmi dalam era digital:
- Media sosial sebagai alternatif, bukan pengganti silaturahmi langsung.
- Silaturahmi fisik memberikan empati dan hubungan yang lebih mendalam.
- Penting untuk menyeimbangkan silaturahmi daring dan tatap muka.
- Teknologi tidak dapat sepenuhnya menggantikan aspek rohani silaturahmi.
- Komunikasi daring berpotensi mengaburkan realita komunikasi sebenarnya.