Indonesia dan Uni Eropa Bahas Implementasi Regulasi Anti Deforestasi: Potensi Dampak Bagi Petani Kecil Jadi Sorotan
Pertemuan bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa di Brussel, Belgia, menyoroti pembahasan intensif mengenai European Union Deforestation Regulation (EUDR). Regulasi ini, yang disahkan pada tahun 2023, bertujuan untuk mencegah masuknya komoditas yang terkait dengan deforestasi, seperti kelapa sawit, kopi, kakao, dan daging sapi, ke pasar Eropa.
Delegasi Indonesia menyampaikan kekhawatiran serius terkait implementasi EUDR. Pemerintah Indonesia menyoroti bahwa regulasi tersebut ditetapkan secara sepihak tanpa konsultasi yang memadai dengan negara-negara produsen. Pemerintah berpendapat kebijakan ini berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi lebih dari 8 juta petani kecil di Indonesia, mengganggu rantai pasok komoditas, serta menciptakan hambatan perdagangan global yang tidak perlu. Kurangnya transparansi dan ketelitian ilmiah dalam proses penilaian risiko negara juga menjadi perhatian utama, terutama karena penggunaan data global yang dinilai usang.
Indonesia mengusulkan Sistem Monitoring Hutan Nasional (Simontana) sebagai solusi alternatif. Simontana, yang telah beroperasi sejak tahun 2000, dinilai telah memberikan kontribusi signifikan dalam menurunkan angka deforestasi di Indonesia selama dua dekade terakhir. Delegasi Indonesia juga meminta klarifikasi mengenai dasar hukum dan metodologi klasifikasi risiko yang digunakan oleh Uni Eropa, pengakuan terhadap sistem legalitas nasional yang sudah ada, potensi ketidaksesuaian EUDR dengan aturan World Trade Organization (WTO), serta beban administratif tambahan yang akan ditanggung oleh petani terkait kewajiban geolokasi dan pelacakan digital.
Pihak Uni Eropa berjanji untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh delegasi Indonesia dalam waktu dekat. Pemerintah Indonesia menyambut baik kerja sama teknis yang telah berjalan, tetapi menekankan perlunya peningkatan dukungan yang lebih substansial agar kerja sama tersebut dapat memberikan dampak yang signifikan di lapangan.
Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pertemuan teknis tematik yang akan mencakup pemetaan hutan nasional antara Simontana dan EU Forest Observatory (EUFO), serta integrasi dan kompatibilitas sistem informasi.
Rincian Pertemuan Bilateral:
- Lokasi: Brussel, Belgia
- Fokus Utama: Implementasi dan dampak EUDR
- Isu Krusial: Potensi kerugian bagi petani kecil, transparansi penilaian risiko, kesesuaian dengan WTO
- Solusi yang Diajukan: Penggunaan Simontana sebagai sistem pemantauan hutan nasional
- Langkah Selanjutnya: Pertemuan teknis tematik untuk pemetaan hutan dan integrasi sistem informasi