Evaluasi Istitha'ah Kesehatan Jemaah Haji: DPR Soroti Kasus Wafat Akibat Penyakit Berat

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia menyoroti implementasi istitha'ah atau kemampuan jemaah haji, khususnya dalam aspek kesehatan, menyusul sejumlah kasus jemaah yang wafat saat menjalankan ibadah haji. Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, menekankan perlunya pengetatan syarat kesehatan bagi calon jemaah haji.

"Istitha'ah, terutama dalam aspek kesehatan, perlu diperkuat," ujar Maman di Gedung DPR RI, Jakarta. "Ada laporan jemaah yang baru tiba di embarkasi Indramayu meninggal dunia. Dari 203 jemaah yang wafat, beberapa di antaranya disebabkan penyakit berat, menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan kesehatan mereka untuk menunaikan ibadah haji."

Maman menyatakan, kasus-kasus jemaah dengan penyakit berat yang meninggal saat berhaji mengindikasikan lemahnya pengawasan dan penerapan standar kesehatan. Ia juga menyoroti adanya anggapan keliru di masyarakat yang meremehkan pentingnya kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji. Bahkan, ia menduga adanya praktik yang tidak terpuji.

"Masih ada saja yang berprinsip, bahkan mungkin ada yang mencoba menyuap agar bisa berangkat, padahal kondisi kesehatan mereka tidak memungkinkan. Ini menjadi masalah terkait budaya kita," ungkap Maman.

Menurut Maman, perlu dilakukan edukasi secara intensif oleh Kementerian Agama untuk mengubah pola pikir tersebut. Selain itu, penguatan istitha'ah menjadi hal yang krusial. Maman menyoroti anggapan keliru sebagian jemaah yang menganggap wafat di Tanah Suci otomatis menjamin husnul khatimah tanpa memperhatikan kelayakan dan niat yang benar.

"Ada yang berpikir, 'Tidak apa-apa, yang penting saya bisa berangkat. Kalau meninggal, syukur-syukur di Mekkah'," ungkap Maman menirukan ucapan beberapa jemaah.

Ia menegaskan bahwa niat yang tidak benar dapat menggugurkan keutamaan wafat di Tanah Suci.

"Jika Anda berangkat dalam kondisi tidak sehat lalu meninggal, niat Anda sudah salah," tegasnya.

Maman mengingatkan bahwa wafat di Mekkah tidak secara otomatis menjadikan seseorang mulia jika niat dan amalannya tidak benar. Ia memberikan contoh tokoh-tokoh yang meninggal di Mekkah namun tetap dalam kekafiran.

Oleh karena itu, Maman mendesak Kementerian Agama dan pihak terkait untuk lebih serius dalam menerapkan standar kesehatan dan memberikan edukasi yang tepat kepada calon jemaah haji, agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan aman, sehat, dan sesuai dengan tuntunan agama.