Kerinduan Terjawab: Wanita Belanda Bertemu Ibu Kandung di Pekalongan Setelah 42 Tahun Terpisah
Desiree, wanita berusia 43 tahun asal Leiden, Belanda, akhirnya mewujudkan impiannya untuk bertemu dengan ibu kandungnya, Casriyah (65), seorang warga Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan. Pertemuan mengharukan ini terjadi setelah 42 tahun keduanya terpisah.
Perjalanan panjang Desiree untuk menemukan sang ibu dimulai dengan berbekal selembar fotokopi KTP lama. Informasi ini kemudian membawanya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pekalongan, yang kemudian menghubungi pihak desa untuk membantu pencarian. Kepala Desa Logandeng, Kusnoto, turut serta dalam upaya mempertemukan ibu dan anak ini.
"Alhamdulillah, kami berhasil mempertemukan ibu dan anak setelah 42 tahun terpisah. Meskipun ada perbedaan bahasa, hal itu tidak menghalangi keduanya untuk melepas rindu dan berpelukan," ujar Kusnoto.
Menurut penuturan Kusnoto, Desiree terpisah dari ibunya sejak usia satu tahun. Karena alasan yang tidak diketahui secara pasti, Casriyah menyerahkan anak keduanya kepada seorang teman untuk diasuh. Namun, orang yang dipercaya tersebut justru membawa Desiree ke Belanda tanpa sepengetahuan Casriyah.
"Ibu Casriyah bahkan tidak tahu kalau anaknya berada di Belanda," ungkap Kusnoto.
Upaya pencarian Desiree membuahkan hasil setelah Disdukcapil Kabupaten Pekalongan menerima informasi tentang seorang warga Belanda yang mencari keberadaan ibunya. Dengan berbekal fotokopi KTP lama, Desiree dan suaminya mendatangi kantor Disdukcapil.
Perangkat desa Logandeng menghadapi tantangan komunikasi karena perbedaan bahasa. Mereka menggunakan aplikasi penerjemah di ponsel untuk memahami maksud Desiree dan suaminya.
"Karena kami tidak bisa berbahasa Inggris maupun Belanda, kami menggunakan aplikasi penerjemah di HP. Yang terpenting adalah kami memahami maksud mereka," jelas Kusnoto.
Setelah melalui proses pencarian yang cermat, pihak desa berhasil menemukan Casriyah, ibu kandung Desiree. Awalnya, Casriyah merasa sedikit takut ketika didatangi. Namun, setelah diberikan penjelasan bahwa anaknya hanya ingin bertemu dan tidak memiliki maksud lain, Casriyah bersedia menemui Desiree.
"Saat pertama bertemu, memang ada rasa canggung. Tapi, ikatan antara ibu dan anak tidak bisa disembunyikan, mereka langsung berpelukan," kata Kusnoto.
Pertemuan pertama Desiree dan Casriyah berlangsung di rumah Kepala Desa Logandeng pada Selasa (10/6) malam. Karena sudah larut malam, Desiree dan suaminya kembali ke hotel. Keesokan harinya, Rabu (11/6), Desiree dan suaminya berkunjung ke rumah Casriyah.
Casriyah mengungkapkan rasa bahagia dan kerinduannya kepada anak yang terakhir kali dilihatnya saat masih bayi.
"Senang, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata," ujar Casriyah.
Casriyah mengaku selalu berdoa setiap hari setelah sholat agar dipertemukan kembali dengan anaknya. Desiree pun melakukan hal yang sama, berdoa agar bisa bertemu dengan ibu kandungnya.
Perjalanan panjang dan penuh haru ini akhirnya membuahkan kebahagiaan bagi Desiree dan Casriyah. Setelah 42 tahun terpisah, mereka akhirnya bisa bersatu kembali.
- Pertemuan pertama berlangsung haru.
- Desiree menggunakan fotokopi KTP lama untuk menemukan ibunya.
- Perangkat desa menggunakan aplikasi penerjemah untuk berkomunikasi.
- Casriyah selalu berdoa agar dipertemukan dengan anaknya.