SKK Migas: Strategi Penurunan Emisi Karbon di Sektor Hulu Migas Tanpa Mengorbankan Produksi
SKK Migas: Strategi Penurunan Emisi Karbon di Sektor Hulu Migas Tanpa Mengorbankan Produksi
Dalam upaya menyeimbangkan kebutuhan energi nasional dengan komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah merumuskan strategi komprehensif. Strategi ini difokuskan pada penurunan emisi karbon di sektor hulu migas tanpa mengorbankan produksi energi fosil, sebuah tantangan yang saat ini menjadi fokus utama industri energi global. Upaya ini dijalankan melalui beberapa pendekatan inovatif dan kolaboratif.
Salah satu pilar utama strategi SKK Migas adalah pembentukan tim manajemen karbon yang khusus menangani inisiatif rendah karbon. Tim ini berperan aktif dalam mempromosikan dan mendorong adopsi teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) kepada investor potensial. Teknologi CCS dan CCUS, yang berfungsi untuk menangkap dan menyimpan atau memanfaatkan karbon dioksida (CO2) sebelum memasuki atmosfer, diakui sebagai teknologi kunci dalam mengurangi jejak karbon sektor energi. Meskipun biaya implementasi teknologi ini masih relatif tinggi, SKK Migas optimistis bahwa manfaat jangka panjangnya akan sebanding dengan investasi yang dibutuhkan. Keberhasilan dalam menarik investor untuk berpartisipasi dalam proyek CCS dan CCUS menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris SKK Migas, Luky Agung Yusgiantoro, dalam detikcom Energi Forum: Kesiapan Indonesia Menuju Swasembada Energi di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).
Selain penerapan CCS dan CCUS, SKK Migas juga gencar mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di fasilitas hulu migas. Transisi menuju energi terbarukan merupakan bagian integral dari strategi penurunan emisi. Langkah ini tidak hanya sebatas pada penggunaan EBT di fasilitas operasional, tetapi juga mencakup upaya holistik dalam mengurangi emisi karbon di seluruh siklus operasional hulu migas. Komitmen ini diperkuat dengan upaya meyakinkan investor bahwa Indonesia mampu mengurangi emisi sambil mempertahankan produksi energi fosil. Hal ini merupakan pesan penting yang disampaikan kepada investor internasional untuk membangun kepercayaan dan menarik investasi yang diperlukan untuk merealisasikan strategi ini.
Lebih lanjut, SKK Migas juga menekankan pentingnya inisiatif di luar pendekatan teknologi, seperti penanaman pohon. Program penanaman pohon merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengurangi jejak karbon. Namun, SKK Migas juga menyadari bahwa upaya pengurangan emisi tidak hanya bergantung pada pendekatan konvensional, melainkan membutuhkan inovasi dan kolaborasi yang lebih luas. Oleh karena itu, SKK Migas terus berupaya untuk memberikan gambaran yang jelas dan komprehensif kepada para investor tentang strategi yang dijalankan, termasuk menunjukkan bagaimana teknologi CCS dan CCUS serta pemanfaatan EBT secara signifikan berkontribusi pada penurunan emisi karbon.
Kesimpulannya, strategi SKK Migas dalam menurunkan emisi karbon di sektor hulu migas merupakan pendekatan multi-faceted yang mengintegrasikan teknologi canggih, pemanfaatan energi terbarukan, dan inisiatif lingkungan yang berkelanjutan. Strategi ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon sambil tetap memenuhi kebutuhan energi domestik. Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan investor internasional dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan.